UST, Luna, Bitcoin Longsor Tak Berdaya, Apa ini Kiamat Kripto?

Dalam laporan yang dirilis, LFG mengatakan telah mentransfer lebih dari 50.000 bitcoin untuk diperdagangkan dengan rekanan pada 8 Mei, karena harga UST awalnya mulai merosot.

Dikatakan bahwa dana tersebut digunakan untuk mengeksekusi on-chain swap dan mentransfer BTC ke rekanan sehingga memungkinkan mereka memasuki perdagangan dengan Foundation dalam ukuran besar dan dalam waktu singkat.

Pada Kamis pekan lalu 12 Mei, LFG mengatakan 30.000 Bitcoin dari cadangannya dijual oleh Terraform Labs, perusahaan asli di belakang Terra, sebagaimana hal ini dilakukan dalam upaya terakhir untuk mempertahankan UST.

LFG juga mengatakan bahwa dana ini akan digunakan untuk mengkompensasi sisa pengguna UST, utamanya para pemegang terkecil terlebih dahulu.

Total, LFG mencatat bahwa cadangan Bitcoin-nya hampir habis dari sekitar 80.000 BTC menjadi 313 BTC. Aset yang tersisa, yang sebagian besar terdiri dari koin digital (token) UST dan LUNA yang jatuh, tampaknya akan digunakan untuk dana kompensasi kepada investor yang terdampak dari jatuhnya dua token tersebut.

Dalam laporan berikutnya, LFG membantah tuduhan bahwa mereka menyelamatkan para whales dengan harta bitcoin.

“Kami tidak pernah ada kesepakatan dengan ‘orang dalam’ untuk keluar. Dana LFG hanya digunakan tepat dalam mandatnya untuk membantu melindungi investor yang terdampak dari kejatuhan UST,” kata LFG, dikutip dari CoinDesk.

UST sempat menjadi salah satu stablecoin paling populer di dunia dan sempat juga menduduki empat besar stablecoin di dunia setelah stablecoin milik Binance yakni Binance USD (BUSD).

TerraUSD sendiri merupakan proyek stablecoin yang dipatok dengan nilai tukar dolar AS. Token tersebut menawarkan penyimpanan nilai lebih baik untuk menghindari volatilitas mata uang kripto. Pengembang menawarkan target satu koin senilai US$ 1.