UST, Luna, Bitcoin Longsor Tak Berdaya, Apa ini Kiamat Kripto?

Graha Nusantara, Jakarta – Pasar kritpo sedang terjadi kehebohan luar biasa, bahkan tidak sedikit investor dan trader mengalami kerugian yang cukup fantastis. Kini investor dan trader dihebohkan dengan Stablecoin Terra USD (UST), Luna, hingga safe haven versi kripto, Bitcoin, pun tak luput dari penurunan tajam.

Ketiga koin itu memang memiliki andil dalam penurunan pasar kripto selama sepekan kemarin. Hal ini setidaknya disampaikan oleh CEO dari platform manajemen aset kripto NOBI, Lawrence Samantha, dalam Youtube Channel Pandu Sjahrir.

Underlying kripto ada dua. Pertama, mata uang dollar Amerika Serikat (AS). Underlying tradisional ini tidak masalah di kondisi saat ini.

Kedua, underlying berupa algortimic stable token. Underlying terakhir ini yang menjadi basis Luna, yang secara tidak langsung turut mempengaruhi underlying UST.

“Luna ini ada harganya? Beberapa waktu lalu, ada. Satu UST bisa ditukar dengan luna setara senilai US$ 1,” terang Lawrence dikutip Selasa (17/5).

Di balik Luna, ada lembaga bernama Luna Foundation Guard alias LFG. Berhubung kripto juga memiliki unsur kepercayaan, LFG menambah bitcoin sebagai cadangan atawa reserve yang nantinya membantu memberikan jaminan. Nilai UST pekan lalu jatuh. Inilah awal kejatuhan pasar kripto secara sistemik.

Organisasi nirlaba berbasis di Singapura yang dirancang untuk mempertahankan harga UST, yakni Luna Foundation Guard (LFG) merilis pernyataan pada Senin (16/5/2022) yang mendokumentasikan bagaimana LFG mencairkan kripto senilai jutaan dolar dalam upayanya untuk memulihkan kejatuhan UST.