UST, Luna, Bitcoin Longsor Tak Berdaya, Apa ini Kiamat Kripto?

Terra Luna punya peran yang vital untuk menstabilkan harga dari stablecoin Terra dan mengurangi volatilitas pasar. Saat stablecoin turun sedikit maka Terra LUNA akan dibakar sebagai cara harga bisa stabil.

Saat diterbitkan pertama kali nilainya US$0,8 per koin dan sempat mencapai harga tertinggi sepanjang masa sebesar US$119,55 per keping pada April lalu. Bahkan pernah menjadi aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar senilai US$ 40 miliar.

Kini, harganya sudah cukup jauh dari 1 sen dolar Amerika Serikat (AS), di mana berdasarkan data dari CoinMarketCap sekitar pukul 11:30 WIB, harganya kini menyentuh US$ 0.000188, sangat jauh dari harga tertinggnya pada April lalu.

Tak hanya LUNA, UST yang seharusnya stabil di US$ 1 per keping, kini harganya hanya berkisar 1 sen dolar AS.

Lawrence secara terpisah kembali menjelaskan, LFG merupakan lembaga di balik UST dan Luna. Nah, lembaga ini sedari awal sudah mengenal risiko di balik ‘bisnis’ kepercayaan.

Itu sebabnya LFG menjadikan Bitcoin sebagai reserve currency. Ini sama halnya sebuah negara yang memiliki reserve untuk menjaga nilai mata uangnya.

“Jadi, LFG in seperti bank sentral dengan bitcoin sebagai reserve. Jumlah Bitcoin milik LFG juga tidak kecil, bahkan cukup jika dibutuhkan untuk menjaga harga,” terang Lawrence.

Karena jumlah itu, ditambah Bitcoin memiliki bobot yang cukup besar terhadap market cap kripto, maka pasar goyah jika ada penjualan besar-besaran atas aset ini.

“Mereka jual Bitcoin untuk menjaga Luna, insgtitusi di belakangnya. Jadi, ini sangat memberikan dampak ke pasar. Sekarang masalahnya, apakah LFG bisa bertahan?,” jelas Lawrence.

Menurutnya, investor baru yang bersedia menggelontorkan investasi lebih besar adalah sang juru selamat LFG dalam situasi saat ini.