Lempar Nasi, Tradisi Masyarakat di Ngawi Setelah Musim Panen

Graha Nusantara – Desa Pelang Lor, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, mempunyai tradisi unik, yaitu tradisi lempar nasi. Tradisi tersebut, biasanya dilakukan setelah masa panen kedua si setiap tahunnya.

Sebelum tradisi tersebut dilakukan, warga di Desa Pelang Lor, biasanya mengumpulkan nasi secara suka rela. Biasanya nasi tersebut, di bungkus dengan menggunakan daun jati dan pohon pisang. Selain itu, nasi tersebut biasanya di sertai berbagai lauk pauk, seperti kentang, sayur tahu, rempeyek dan mie.

Hal yang unik dari tradisi ini adalah, banyaknya nasi yang terkumpul rupanya juga menunjukkan, kualitas hasil panen di Desa tersebut. Jika semakin banyak nasi yang terkumpul, itu menunjukkan hasil panen warga yang semakin bagus.

Jika d ilihat dari sejarahnya, tradisi lempar nasi merupakan tradisi baru di desa tersebut. Sedangkan tradisi yang berkembang sebelumnya adalah tradisi nyadra (tradisi bersih desa). Pada tradisi nyadran tersebut, warga desa berkumpul dan memanjatkan doa, agar pertanian berikutnya lebih baik.

Biasanya setiap warga yang datang ke acara tradisi tersebut, membawa nasi nasi, dan kemudian nasi-nasi tersebut di bagikan kepada warga yang kurang mampu.

Belum diketahui secara pasti, tradisi nyadran (tradisi bersih desa) ini berubah menjadi tradisi ajang saling rebut dan lempar nasi.

Seperti yang kami kutip dari  klikmadiun.com, tradisi nyadran (bersih desa) berubah menjadi tradisi lempar nasi, yaitu bermula dari warga yang saling berebut, karena ke kwatirannya takut tidak kebagian. Tradisi itulah yang bertahan sampai saat ini menjadi tradisi lempar nasi.

Perayaan tradisi lempar nasi, di yakini oleh warga di desa tersebut sudah berjalan ratusan tahun yang lalu. Selain itu, tradisi lempar nasi biasanya di lakukan di tempat yang ada sumber airnya, namanya sendang tambak serta ada waktu tertentu mengenai perayaan ini, biasanya tradisi ini di gelar pada hari jumat legi, serta tradisi ini di mulai dengan cara istiqhosah bersama terlebih dahulu.

Tradisi lempar nasi menjadi tradisi yang berkelanjutan serta akan tetap di lestarikan oleh masyarakat di Desa tersebut. Hal ini sebagai upaya untuk mempertahankan identititas lokal. (*)