Presiden Putin Dibikin Pusing, Rubel Jadi “Senjata Makan Tuan”

Namun, ekspor tersebut kini terancam menurun, sebab nilai tukar rubel yang sangat kuat. Saat rubel menguat, harga minyak Ural tentunya akan lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, yang bisa menurunkan permintaan.

“Semakin kuat nilai tukar maka defisit anggaran akan semakin besar. Penguatan itu akan mempersulit para eksportir, menaikkan biaya dan mengurangi pendapatan,” kata Evgeny Kogan, profesor di Higher School of Economic di Moskow, sebagaimana dilansir Bloomberg, Senin (23/5/2022).

Dimitry Peskov, juru bicara Kremlin mengatakan apresiasi nilai tukar rubel saat ini menjadi topik utama diskusi Presiden Putin dengan para penasehat ekonominya.

“Penguatan nilai tukar rubel menjadi perhatian khusus bagi pemerintah,” kata Peskov, sebagaimana dilansir Bloomberg, Rabu (25/5/2022).

Kuatnya nilai tukar rubel membuat tekanan inflasi di Rusia berkurang. Sehingga CBR punya ruang memangkas suku bunga.

“Berkat rubel yang menguat, inflasi menjadi turun lebih cepat dari yang kami perkirakan. Ini memungkinkan kamu untuk menurunkan suku bunga tanpa memicu kenaikan inflasi yang baru,” kata Elvira Nabiullina, Gubernur CBR sebagaimana dilansir Reuters,Kamis (26/5/2022).