LUNA 2.0 Launching, Para Investor Ragu

Graha NusantaraJakarta – Terra (LUNA) sukses luncurkan blockchain terbarunya pada 28 Mei 2022 setelah mengalami penundaan satu hari. Menurut laporan dari Terraform Labs, Blockchain Terra terbaru telah berhasil diluncurkan pada 28 Mei 2022. Peluncuran blockchain barunya yang diberi nama LUNA 2.0 mengalami penurunan signifikan terhitung beberapa jam setelah peluncurannya.

Peluncuran Terra (LUNA) (Terra 2.0) memiliki rencana yang terlihat jelas, namun dampak dari sentimen negatif membuat pergerakan harga malah merosot. Kondisi market Terra 2.0 sangat terlihat, bahwa mayoritas investor mulai ragu dengan Terra 2.0.  

Terra 2.0 atau LUNA 2.0 merupakan versi terbaru dan diluncurkan pada jaringan utama Terra yang diberi bernama Phoenix-1. Peluncuran berhasil mendapat dukungan dan persetujuan dari mayoritas investor.  Blockchain dan koin Terra versi 2.0 ini dibentuk murni tanpa adanya hubungan dengan blockchain, koin, dan token lama yang sekarang dirubah Terra Classic, Luna Classic (LUNC), dan TerraUSD Classic (USTC). 

Peluncuran Terra 2.0 ini didukung oleh platform perdagangan atau crypto exchange yang cukup populer, yaitu Kraken, FTX, Kucoin, KuCoin, Binance, Bybit, dan lainnya. Bahkan Binance sendiri menyatakan, bahwa jika dibutuhkan oleh LUNA akan memberikan dukungan blockchainnya (BNB Chain). Dengan adanya dukungan dari Binance tersebut, semestinya sentimen positif lebih kuat dari pada sentimen negatif. Namun kenyataan terbalik harga LUNA 2.0 ini malah anjlok. 

Kondisi ini menuai banyak tanggapan negatif terutama dari para investor yang langsung membeli dengan harapan harganya akan naik secara signifikan. 

Pada saat peluncurannya, terlihat bahwa harganya mengalami apresiasi yang signifikan, bahkan mencapai $30 walau hanya beberapa saat, dari harga awal di $17.8 saat meluncur. 

Setelah koreksi 80% tersebut kabar baiknya LUNA sudah kembali naik, namun secara keseluruhan masih jatuh 67% dari harga awal. 

Pergerakan harga ini telah menuai banyak tanggapan negatif terutama dari beberapa investor LUNA di Twitter. 

Mayoritas cuitan yang diberikan adalah tanggapan negatif yang membuat banyak analis percaya bahwa sebagian besar investor dan komunitasnya mulai ragu. 

Salah satu nama yang cukup terkenal di dunia Twitter crypto, yaitu Ben Armstrong juga menyatakan sarannya untuk menjauhi Terra.

Ia menyatakan bahwa lebih baik untuk investor menjauh LUNA secara menyeluruh dan belajar menerima kerugian yang dialami jika investasi LUNA sebelumnya. 

Cuitan tersebut mendapat beberapa persetujuan dengan mayoritas investor menghujat Terra melalui lelucon dan kata kasar. 

Pendiri dari Dogecoin, Billy Markus juga menyatakan pandangannya terkait LUNA 2.0 yang dianggapnya sebagai bukti betapa bodohnya penjudi di dunia crypto. 

Cuitan tersebut dapat beberapa tanggapan negatif dan positif dimana ada yang setuju dan ada juga yang membandingkan penjudi tersebut dengan investor Dogecoin masa awal. 

Untuk kondisi harga saat ini, banyak investor yang memprediksi bahwa koreksi harga terjadi akibat adanya beberapa pihak yang mengambil keuntungan. 

Terdapat tiga jenis pihak yang menurut beberapa analis mengambil keuntungan. Pertama adalah yang menjual airdrop, Kedua adalah yang membeli di harga awal dan menjual saat harga naik, Ketiga adalah yang membeli namun memotong kerugian. 

Saat ini belum ada pertanda apakah LUNA 2.0 bisa kembali pulih melihat banyaknya sentimen negatif di sekitarnya serta kondisi pasar crypto yang masih relatif negatif. (*)