Harvertz Tak Kunjung Membaik, Ini Penyebabnya

Grahanusantara.co.id, London – Bintang muda Chelsea, Kai Havertz belum juga menujukkan performa yang diinginkan. Bahkan level permainan Harvertz cenderung menurun jikan dibandinkan kala dirinya membela Leverkusen.

Satu penyebabnya, Havertz disebut terlalu jauh bergerak dari kotak penalti. Hal itu membuatnya jarang mendapatkan bola dan pola permainan Chelsea tidak bisa mengalir dengan sempurna.

Kai Havertz dibeli Chelsea dari tim Bundesliga, Bayer Leverkusen di bursa transfer musim panas kemarin. Harganya selangit, Chelsea harus merogoh kocek dalam-dalam sebanyak 70 juta paun atau setara Rp 1,3 triliun.

Itu menjadikan Havertz sebagai pembelian pemain termahal sepanjang masa kedua bagi Chelsea. Di tempat pertama ada kiper Kepa Arrizabalaga.
Kai Havertz usianya masih muda, masih 21 tahun. Chelsea lantas mengikatnya dengan kontrak sampai tahun 2025.

Sayangnya, Kai Havertz masih melempem di Chelsea. Jumlah gol dan assist darinya masih minim, serta skill-nya belum terlihat.

Dari 15 laga di Liga Inggris, Kai Havertz baru menceploskan satu gol dan tiga kali bikin assist. Jika ditotal di seluruh kompetisi, pemain berpaspor Jerman itu baru bikin lima gol dan enam assist.

Pelatih Bayer Leverkusen alias pelatih Kai Havertz dulu, Peter Bosz angkat bicara soal performa eks anak asuhnya di London itu. Baginya, Havertz masih jelek penampilannya karena posisinya ditempatkan jauh di kotak penalti.

“Kualitas terbaik Havertz terletak di kotak penalti lawan,” tegas Bosz seperti dilansir dari Dutch outlet VI.
“Sekarang dia bermain jauh dari kotak penalti dan sudah ada pemain-pemain seperti Christian Pulisic dan Hakim Ziyech yang bertugas di kotak penalti lawan,” lanjutnya.

Musim lalu di Bayer Leverkusen, Kai Havertz cukup cemerlang. Dari 30 laga di Bundesliga, Havertz bikin 12 gol dan enam assist.

“Saya paham mengapa Chelsea menggaetnya, tapi saya belum bisa melihat rencana tepat yang dimiliki Frank Lampard untuknya. Tapi yang sangat bagus adalah dia melindunginya di media,” tutup Peter Bosz.

Bisa dibilang ini memang awal Harvertz untul beradaptasi dengan klub barunya, namun Liga Inggris merupakan turnamen yang mengharuskan pemain menyesuaikan keadaan dengan cepat mengingat ketatnya persaingan di sana.