KH Said Aqil Siroj Tegaskan Berada Di Pihak AMIN 100 Persen

Graha Nusantara, Jakarta – Mantan Ketum PBNU Said Aqil Siroj hadir pada acara haul KH Bisri Syansuri ke-45 yang berlangsung di Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar, Jombang, Jawa Timur. Pada kesempatan tersebut, Said membeberkan dirinya mendukung Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

Hal tersebut dirinya sampaikan ketika memberikan sambutan pada acara haul KH Bisri. Awalnya Said bercerita jika Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dulunya adalah tetangga. Cak Imin juga menghadiri acara haul tersebut.

“Mantan tetangga saya, akhil aziz, Dr Abdul Muhaimin Iskandar yang Insyaallah akan berhasil dengan mudah menjadi wakil presiden RI. Ini mantan tetangga saya, dulunya kayanya dulu saya, saya mobilnya sudah Kijang bagus, beliau masih bodolan mobilnya itu tahun 1996,” ujar Said Aqil, Sabtu (13/1/2024).

Said menyampaikan dirinya mendukung sepenuhnya Cak Imin pada kontestasi politik yang sedang berlangsung. Meskipun, Said menuturkan bila dirinya bukanlah tokoh besar, terlebih tidak mempunyai jabatan apapun.

“Saya dukung (AMIN), 100%. Tapi saya ini apa wong Ketua NU bukan, ketua partai ya bukan. Ketika Nabi Ibrahim dibakar Raja Namrud. Binatang-binatang besar seperti macan, gajah berupaya meniup api, memadamkan api. Termasuk semut. Oleh gajah, oleh macan diketawain. ‘Semut, semut, kamu itu nggak efektif, apa gunane kamu, tiupanmu nggak ada gunanya, nggak ada pengaruhnya apa-apa’,” cerita Said mengibaratkan.

“Jawabe semut, ‘Saya tahu saya sadar tiupan saya nggak ada apa-apa dibanding tiupanmu yang besar-besar. Tapi ini merupakan simbol, tanda bahwa saya berada di pihak Ibrahim, bukan di pihak Namrud’,” tambahnya.

Lebih lanjut, Said kembali menyampaikan bila dirinya berada di pihak 01. “Walaupun (posisi saya) nggak ono gunane wes, seperti semut lah nggak ada gunanya lah. Hanya ketahuilah bahwa saya ada di pihak 01,” tandasnya.

Diketahui, acara haul Mbah Bisri sejumlah tokoh besasr lainnya turut hadir diantaranya Anies Baswedan, Habib Umar Muthahar, KH Marzuki Mustamar, KH Masduqi Abdurrahman, KH Abdurrahman al-Kaustar, Nyai Hj Farida Salahuddin Wahid, Nyai Hj Djuwairiyah Fawaid, serta sejumlah kiai, gus dan nyai lainnya.