Profil Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun

Graha Nusantara, Jakarta – Emha Ainun Nadjib atau kerap disapa Cak Nun adalah seorang budayawan serta intelektual muslim yang berasal dari Jombang, Jawa Timur. Cak Nun merupakan anak keempat dari 15 bersaudara. Cak Nun mengenyam pendidikan di Pondok Modern Gontor-Ponorogo dan menamatkan pendidikannya di SMA Muhammadiyah I Yogyakarta. Pria ini kemudian melanjutkan pendidikan di Fakultas Ekonomi, UGM, tetapi Cak Nun hanya bertahan selama 1 semester saja.

Cak Nun menikah dua kali. Pernikahan pertamanya Cak Nun dikaruniai seorang anak yang merupakan vokalis dari grup band Letto, Noe. Cak Nun kemudian menikah kembali dengan Novia Kolopaking dan dikaruniai empat anak.

Pada Maret 2011, Cak Nun menerima Penghargaan Satyalancana Kebudayaan 2010 dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Penghargaan Satyalancana Kebudayaan merupakan penghargaan diberikan kepada seseorang yang memiliki jasa besar di bidang kebudayaan dan mampu melestarikan kebudayaan daerah atau nasional serta hasil karyanya berguna dan bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara.

Cak Nun belajar sastra dari Umbu Landu Paranggi. Umbu Landu Paranggi merupakan seorang sufi yang hidupnya misterius, dengan merantau di wilayah Malioboro, Yogyakarta antara tahun 1970 hingga 1975. Dirinya juga senang menggelar sejumlag pementasan teater. Tak hanya itu, sejumlah lokakarya di berbagai belahan dunia pernah Cak Nun ikuti seperti di Filipina (1980), International Writing Program di Universitas Iowa, AS (1984), Festival Penyair Internasional di Rotterdam, Belanda (1984) dan Festival Horizonte III di Berlin Barat, Jerman (1985).

Tak hanya teater, Cak Nun juga merupakan seorang penulis buku. Melalui kelompok musik arahannya yaitu Musik Kiai Kanjeng, Cak Nun aktif membawakan lagu-lagu sholawat nabi dan syair-syair religius yang bertema dakwah. Pria ini juga aktif berdakwah di berbagai daerah bersama dengan komunitas Masyarakat Padang Bulan pada program pengajian bulanannya.

Pendidikan

  • SD, Jombang (1965)
  • SMP Muhammadiyah, Yogyakarta (1968)
  • SMA Muhammadiyah, Yogyakarta (1971)
  • Pondok Pesantren Modern Gontor
  • Fakultas Ekonomi UGM (tidak tamat)

Karir

  • Pengasuh Ruang Sastra di harian Masa Kini, Yogyakarta (1970)
  • Wartawan/Redaktur di harian Masa Kini, Yogyakarta (1973-1976)
  • Pemimpin Teater Dinasti (Yogyakarta)
  • Pemimpin Grup musik Kyai Kanjeng
  • Penulis puisi dan kolumnis di beberapa media

Penghargaan

  • Maret 2011, menerima penghargaan Satyalancana Kebudayaan 2010 dari Negara Kesatuan Republik Indonesia

Komentar