Normalkah Anak Sering Buang Air Kecil?

Grahanusantara.co.id, Jakarta – Sebenarnya, buang air kecil menjadi proses yang alami terjadi dalam tubuh. Buang air kecil adalah keluarnya zat-zat yang sudah tidak diperlukan lagi di dalam tubuh dalam bentuk cairan. Proses ini tidak boleh ditahan, karena bisa menyebabkan terjadinya infeksi saluran kemih.

Selain karena usia dan pembesaran kantung kemih, frekuensi banyak sedikitnya buang air kecil pada anak dipengaruhi oleh aktivitas yang ia lakukan. Semakin aktif anak sehari-hari, maka keringat yang ia keluarkan semakin banyak. Dampaknya, ia semakin jarang buang air kecil, karena sekresi zat yang tidak dibutuhkan tubuh sudah dikeluarkan melalui keringat.

Faktor lain yang turut berpengaruh termasuk minuman yang dikonsumsi anak. Tentu saja, semakin sering ia minum, maka frekuensi buang air kecil semakin meningkat. Kondisi ini juga terjadi pada orang dewasa. Tidak hanya air putih, ada makanan dan minuman yang memiliki dampak pada peningkatan frekuensi buang air kecil. Ini termasuk minuman bersoda, buah tomat, jeruk, lemon, dan sitrus. Bahkan, stres dapat membuat anak sering buang air kecil.

Jadi, sebenarnya tidak masalah jika anak sering buang air kecil, karena memang ada beberapa faktor yang turut berperan menjadi pemicunya. Frekuensi sering buang air kecil yang dialami anak pun biasanya akan berlangsung antara 1 sampai 3 hari. Selebihnya, kondisi ini akan kembali normal, alias anak tidak lagi sering buang air kecil.

Lalu, kondisi yang seperti apa yang berbahaya untuk anak yang sering buang air kecil? Ternyata, jika anak terus buang air kecil lebih dari 10 kali dalam waktu 24 jam. Biasanya, ini mengindikasikan adanya infeksi saluran kencing. Kondisi ini perlu ibu waspadai, apalagi jika anak terus-menerus pipis tetapi tidak banyak minum. Hati-hati, karena ini memicu terjadinya dehidrasi.

Infeksi saluran kemih dan dehidrasi rentan terjadi pada anak. Biasanya, anak cenderung menahan keinginan untuk pipis dan masih belum terlalu memperhatikan apakah asupan cairan hariannya sudah sesuai dengan kebutuhan. Tentu saja, ini menjadi tugas ibu dan ayah.

Cek warna urine sang buah hati. Apabila warnanya pekat, ini artinya Si Kecil kekurangan asupan cairan. Lalu, ketika mengajak anak berjalan-jalan ke luar rumah, jangan lupa bertanya apakah ia ingin buang air kecil, sehingga anak tidak menahan keinginan untuk pipis.