Tips Isolasi Mandiri yang Baik dan Benar Ketika Terkena Covid-19

kian lama persebaran pandemi virus Corona kian semakin meluas, akibatnya Kasus Covid-19 di Indonesia malah terus bertambah. oleh karenanya kemudian pemerintah kembali memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Jawa-Bali.
Sekarang ini, banyak orang yang positif Covid-19 tanpa gejala. Terlihat sehat, padahal di tubuhnya sudah merasuk virus corona.

Satu orang terinfeksi, bisa menular ke banyak orang, termasuk keluarga. Pilihannya bisa isolasi mandiri di rumah. Tentu saja isolasi mandiri ada syaratnya. Tidak semua orang yang positif Covid-19 dapat menjalani isolasi mandiri. Sebab karena kondisi tertentu, pasien harus mendapat perawatan di Rumah Sakit Darurat atau Rumah Sakit Rujukan.

Jika Anda suspek atau sudah positif kena Covid-19, dapat melakukan isolasi mandiri. Sedangkan kalau Anda menjadi salah satu kontak erat dengan pasien corona, lakukan karantina mandiri.

Sebetulnya sama saja. Tetapi istilah isolasi mandiri untuk orang sakit, sementara kalau sehat, dinamakan karantina mandiri.
Isolasi mandiri di rumah harus dilakukan secara benar guna memutus mata rantai penularan. Apabila salah dalam pengaplikasian, isolasi mandiri justru akan memunculkan klaster keluarga.

Pasien positif covid-19 yang boleh isolasi mandiri ada syaratnya, yaitu:
– Tanpa gejala
– Mengalami gejala ringan dan sedang, seperti demam atau riwayat demam dengan suhu di atas 38 derajat celsius, atau batuk, sesak napas, sakit tenggorokan, dan pilek
– Tidak memiliki penyakit penyerta
– Rumah memenuhi syarat untuk isolasi mandiri
– Lingkungan mendukung pemenuhan kebutuhan fisik, mental, dan medis pasien
– Pada kondisi tertentu pun bisa isolasi mandiri atas izin dokter, misal karena rumah sakit penuh.

Keluarga Anda juga perlu menjalani isolasi mandiri bila sama-sama menderita Covid-19. Atau yang melakukan kontak erat dengan pasien wajib karantina selama 14 hari.
Rumah yang menjadi tempat isolasi mandiri pun tidak boleh sembarangan, harus memenuhi syarat, seperti:

– Memiliki ruangan khusus terpisah untuk isolasi dengan ventilasi yang baik (pintu dan jendela)
– Memiliki kamar mandi terpisah
– Ruangan yang sering digunakan bersama, seperti dapur mesti punya ventilasi yang baik.
Selama isolasi mandiri, Anda harus melakukan beberapa hal penting berikut ini:

– Memaksimalkan aktivitas di kamar dan membatasi aktivitas di luar kamar isolasi
– Kurangi berbagi ruangan yang sama dengan anggota keluarga lain
– Menggunakan masker medis bila keluar kamar, saat interaksi dengan anggota keluarga, dan saat kontrol ke dokter
– Menggunakan alat makan dan minum, serta alat mandi terpisah
– Konsumsi makanan bergizi, tidur cukup 6-8 jam per hari, hindari stres, minum obat sesuai anjuran dokter, dan selalu melaporkan perkembangan kondisi ke dokter

Keluarga pasien di rumah pun perlu melakukan tindakan pencegahan sebagai berikut:

– Batasi hanya satu orang yang berinteraksi khusus merawat pasien (pilih orang yang sehat tanpa penyakit lain yang melemahkan daya tahan tubuh)
– Selalu cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien, kemudian mengeringkannya dengan handuk kertas
– Memakai masker medis bila berinteraksi dengan pasien atau ke kamar isolasi
– Menggunakan sarung tangan dan masker medis bila kontak dengan darah/tinja/air kencing/cairan tubuh pasien
– Memberi dukungan kepada pasien
– Selalu mengawasi perkembangan gejala pasien dan melapor ke dokter.
Dampak dari penularan Covid-19 itu sendiri tidak ada yang mampu menolaknya kecuali mereka yang patuh akan protokol kesehatan serta mau menjaga pola hidup bersih dan sehat.