Disebut Main Untuk Liga Tarkam, Begini kata Rizky Darmawan

Grahanusantara.co.id, Jakarta – Salah satu pemain Rondo FC Rizky menyatakan tidak terima bila dirinya diklaim main Tarkam pada laga di Lapangan Ceringin, Jawa Barat, Kabupaten Bogor, pada, Minggu (3/1/2021).

Dilansir dari detikSport, pada Selasa, (5/1/2021) tertulis bahwa “Pemain Shopee Liga 1 dan Liga 2 Ikutan Tarkam” dengan total 14 pemain profesional ambil bagian.

Disebutkan juga Rondo FC bermain melawan RMC selaku tim lokal setempat yang dekat lapangan pertandingan itu.

Para pemain profesional ini tergabung dalam satu tim bernama Rondo FC. Pada pertandingan itu, Rondo FC tak hanya bermain melawan RMC saja, tetapi juga beberapa tim lokal lainnya.
Sementara Rondo FC adalah wadah buat para pemain Shopee Liga 1 dan Liga 2 untuk berlatih dan bermain bersama. Kegiatan mereka semakin intensif sejak vakumnya kompetisi sepakbola nasional.

Dijelaskan Rizky Darmawan, kenyataannya cuma ada sembilan pemain dari Shopee Liga 1 dan Liga 2 yang bermain di laga itu. Ketimbang tarkam, ia lebih setuju bahwa pertandingan mereka masuk kategori ‘fun games’.

Sebelumnya, Koordinator RMC Basudin Bokor mengatakan kepada detikSport bahwa ia mengundang 16 pemain profesional dalam ajang itu. Dua di antaranya yakni Amarzukih dan Rezaldi Hehanussa batal ikut. Kenyataannya, ada lebih dari dua pemain yang batal ikut. Salah satunya adalah Ade Jantra asal klub Persita Tangerang.

“Saya malah nggak tau Bang Bokor (Basudin Bokor) itu siapa. Jadi begini, kami (Rondo FC) pernah main di situ juga. Nah anak-anak diundang lagi sama anak-anak kampung situ yang kebetulan punya banyak pemain bola,” kata Rizky Darmawan mengklarifikasi ke detikSport.

“Kami main fun game saja. Sebelumnya mereka juga pernah mengajak kami bermain untuk mengumpulkan dana amal. Nah kalo yang kemarin begitu juga, fun game lagi,” ujarnya menjelaskan.
Basudin Bokor sebelumnya sempat mengklaim membayar para pemain Shopee Liga 1 dan Liga 2 bervariasi di kisaran Rp 500 ribu. Rizky Darmawan menolak klaim itu.

Tak ada bayaran karena mereka bukan bermain Tarkam. Pertandingan yang mereka mainkan murni untuk bersenang-senang saja sembari mengisi waktu di tengah vakumnya kompetisi.

“Kami datang main, baru mulai 16.30 karena pemain pas-pasan. Silaturahmi saja. Kalau dibilang dibayar, enggak, cuma dijamu makan sayur asam saja. Kalau ambil main tarkam, kami juga nggak berani,” ucap eks Persija Jakarta yang kini membela Sulut United di Liga 2.

“Kami main melawan empat tim dan tiap babak paling cuma 10 menit. Setiap 10 menit ganti lawan. saya berani sumpah tidak ada bayaran. Bang Bokor mungkin mengada-ada. Mungkin nih ya ada agennya yang menyalurkan uang tapi ternyata nggak sampai ke kami uangnya, mungkin juga begitu.”
“Terus terang, kalau kami main kemarin nggak ada uang bayaran, cuma uang bensin saja. Karena kami juga nggak minta bayaran. Uang bensin berapa sih, nggak sampai 200 ribu juga malah,” ucapnya.

Tompel, sapaan akrab Rizky Darmawan menyebut rekan-rekannya di Rondo FC menerima komplain dari klubnya masing-masing terkait laga Minggu kemarin. Ia menegaskan lagi bahwa pertandingan mereka bukan tarkam.

“Enggak masalah sih sebenarnya, tapi kami bingung soal penyebutan tarkam dan penyebutan ada bayaran di situ. Kami nggak mau menyalahkan, nggak mau menyalahkan pemain juga, tapi mungkin pernyataan Bang Bokor ini yang bermasalah, bang,” ucap Rizky Darmawan menutup pernyataan.
Sementara itu, Basudin Bokor belum merespons soal sanggahan para pemain Rondo FC.

Sedikit tambahan bahwa Liga 1 Indonesia masih belum ada kejelasan terkait bergulirnya kompetisi, hal itu tentu berdampak pada kondisi ekonomi sepak bola Indonesia, khususnya buat para pemain.