Dugaan Monopoli, Kekayaan Jack Ma Menurun

Grahanusantara.co.id, Medan – Pendiri Raksasa e-commerce Alibaba Group, Jack Ma terus-terusan mendapatkan kesialan. Setelah perusahaannya diselidiki atas dugaan monopoli, kali ini kekayaannya dikabarkan turun hampir US$11 miliar atau Rp154,9 triliun dalam dua bulan.

Padahal tahun ini kekayaannya dilaporkan mencapai US$61,7 miliar. Namun dengan penurunan itu, Jack Ma tidak bisa mendapatkan gelar orang terkaya di Asia lagi namun harus merosot ke posisi 25 di Bloomberg Billionaires Index dengan US$50,9 miliar, Bloomberg News melaporkan.

Pengawasan pemerintah China yang meningkat memaksa investor memikirkan kembali kepemilikan mereka terhadap saham-saham teknologi China, setelah ledakan permintaan untuk layanan online akibat penguncian karena pandemi Covid-19 tahun ini, telah membuat saham-saham tersebut melonjak.

Dalam beberapa minggu terakhir, raksasa teknologi China telah kehilangan ratusan miliar dolar. Saham Pony Ma’s Tencent Holdings Ltd misalnya telah turun 15% sejak awal November dan raksasa pengiriman makanan Wang Xing Meituan turun hampir seperlima dari puncaknya bulan lalu.

“Ada gelombang sinyal serupa yang menunjukkan bahwa raksasa teknologi China tetap berada di radar pihak berwenang,” kata Bruce Pang, kepala penelitian makro dan strategi di China Renaissance Securities Hong Kong.

“Draf pedoman anti-monopoli dan tinjauan antitrust hanyalah dua dari sinyal itu,” pungkasnya.

Setelah itu, otoritas China memberlakukan pembatasan tambahan pada sektor pinjaman konsumen, mengusulkan aturan baru untuk mengekang dominasi raksasa internet, dan mendenda Alibaba dan unit Tencent atas akuisisi dari tahun lalu. Pengawasan ketat pemerintah terhadap merger dan akuisisi dapat menambah ketidakpastian pada pertumbuhan raksasa internet itu.