K.H. Malik Madani Menilai Geruduk Rumah Mahfud Md Hilangkan Nilai Luhur Masyarakat Madura

Grahanusantara.co.id, Madura – K.H. Malik Madani, Tokoh masyarakat asal Madura menilai kedatangan sekelompok orang yang melampiaskan kebencian ke rumah ibunda Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD di Pamekasan, Madura, merupakan fenomena baru bagi orang Madura.

Sebab, orang Madura, kata Kiai Malik, selama ini menjunjung tinggi nilai luhur yang dipegang erat turun temurun. Mantan Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini menyebut, dalam nilai luhur masyarakat Madura, ada tiga pihak yang tidak boleh dilawan atau ditentang. Yakni orang tua, guru atau kiai, dan pemerintah (ratoh) yang sah.

“Tapi, kali ini nilai luhur itu dilanggar. Karena begitu kuatnya provokasi ajaran tentang cinta dan penghormatan kepada habaib yang melampaui batas, alias kebablasan. Seakan mereka ma’shum(bebas dari dosa dan kesalahan),” ungkap Kiai Malik seperti dilansir RMco.id, Rabu (2/11).

Diingatkannya, dalam ajaran Islam yang benar, hanya Rasulullah SAW lah yang ma’shum. Anak keturunannya tidak. Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta ini pun menyitir kalimat yang diungkapkan oleh Al-Imam Hujjatul-Islam Abu Hamid Al-Ghazali. Yakni, kullu maajaawaza haddahu ‘aada ilaa dliddihi atau segala sesuatu yang melampaui batas yang seharusnya, akan kembali kepada kebalikannya.

Menurutnya, cinta kepada habaib secara proporsional akan membawa dampak yang produktif. Tetapi manakala cinta sudah di luar batas, ia akan menjadi kontra produktif, bahkan cenderung destruktif.

“Semoga Allah SWT menyadarkan tan-taretanMadhureh khususnya, dan umat Islam Indonesia pada umumnya untuk kembali kepada ajaran Allah dan Rasul-Nya yang penuh rahmat dan kasih sayang,” doa Kiai Malik.

Sekadar mengingatkan, rumah ibunda Mahfud MD di Pamekasan digeruduk ratusan orang Selasa (1/12). Di depan rumah ibunda Mahfud, massa sempat berteriak-teriak dan menggedor pagar rumah, sebelum akhirnya dihalau polisi. Sebelum mengepung rumah orang tua Mahfud, massa mendatangi Mapolres Pamekasan. Dalam orasinya, mereka meminta agar pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab tidak dijadikan tersangka.