Sejarah Al Jam’iyatul Washliyah Sebagai Organisasi Pemersatu Bangsa

Grahanusantara.co.id, Medan – Al Jam’iyatul Washliyah, lebih dikenal dengan Al Washliyah, merupakan organisasi Islam yang didirikan di kota Medan, Sumatra Utara, pada tanggal 30 November 1930. Hari itu sangat bertepatan dengan 9 Rajab 1349 H. Sejarah Berdirinya Al Washliyah ini didirikan pada masa penjajahan Hindia Belanda, dimana para pendiri organisasi Al Washliyah juga ikut berpartisipasi dalam melawan para penjajah. Banyak tokoh-tokoh besar Al Washliyah ditangkap oleh Belanda dan dijebloskan ke penjara hingga menjadi shahid.

Hingga sekarang, Al Washliyah menjadi Ormas (Organisasi Masyarakat) Islam yang bersifat sosial dan memiliki tujuan untuk mengamal ajaran Islam untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. Selain itu, organisasi ini juga serta merta mewujudkan masyarakat yang beriman, bertaqwa, aman, damai, adil, makmur, dan diridhai oleh Allah SWT dalam negara Indonesia yang didasarkan dengan Pancasila.

Selain itu, Al Washliyah juga mengembangkan usaha dan kegiatan untuk mewujudkan tujuannya. Ada lima macam usaha dan kegiatan yang dijalankan oleh organisasi ini yang merupakan Panca Amal Al Washliyah, yaitu:


1) Pendidikan dan kebudayaan
2) Dakwah dan kaderisasi
3) Amar makruf nahi munkar
4) Panti asuhan dan fakir miskin
5) Ekonomi dan kesejahteraan umat


Sejak awal Sejarah Berdirinya Al Washliyah, mereka sudah meletakkan posisinya secara independent dan tidak berafiliasi ke partai politik manapun. Meskipun begitu, organisasi ini tidak membatasi anggotanya secara pribadi yang sebenarnya ingin mengembangkan karirnya dalam rangka amal shalih kepada partai politik yang ada dan ormas yang sah di mata peraturan RI.

Adapun visi dan misi dari Al Washliyah adalah sebagai berikut:


Visi Al Washliyah
Pada umumnya, visi dari organisasi Islam adalah untuk melakukan jihad fi sabilillah yang artinya untuk berjihad berjuang dengan sungguh0sungguh di jalan Allah, dan mencari mardhatillah, yang artinya untuk mencari ridha Allah. Maka dari itu, untuk mencapai visi tersebut, Al Washliyah memiliki visi khusus yaitu membangun washilah yang berarti sebagai suatu kelompok komunitas Islam yang selalu berjuang untuk membangun dan memperkuat hubungan manusia dengan Allan dan antar manusia dengan manusia.


Misi Al Washliyah
Untuk mencapai visinya, ada tiga misi utama yang dimiliki sebagai berikut:


1) Kegiatan Pendidikan
2) Kegiatan dakwah Islam
3) Kegiatan amal social

Al Washliyah Sebagai Pemersatu Bangsa
Organisasi yang didirikan di Medan ini memiliki tujuan utama pada saat penjajahan Belanda, yaitu mempersatukan umat yang terpecah belah dengan pandangan yang berbeda. Pada saat itu, bangsa Belanda menggunakan perpecahan dan perbedaan tersebut sebagai strategi untuk terus berkuasa di Indonesia. Segal acara dilakukan oleh bangsa Belanda untuk terus mengadu domba masyarakat Indonesia supaya rakyat tetap terpecah belah. Penjajah Belanda khawatir akan kemampuan rakyat Indonesia untuk melawan jika mereka bersatu.

Ada beberapa motivasi yang menjadi dorongan untuk mendirikan organisasi Al Washliyah:


1) Berakhirnya perang dunia pertama pada tahun 1918 telah membangkitkan semangat para umat untuk merdeka, terutama di dunia Islam termasuk Indonesia yang memiliki penduduk dengan sebagian besarnya beragama Islam.


2) Kelahiran pergerakan kebangsaan yang Budi Utomo pelopori pada tahun 1908 telah mempengaruhi para pemuda dan pelajar, termasuk pelajar Maktab Islamiyah Medan untuk bersatu dan membina kesatuan dan persatuan untuk melawan penjajah.


3) Lalu, ada munculnya perbedaan pandangan dalam pemahaman dan penginterpretasian hokum furuk (cabang) syariat di kalangan umat Islam yang dipisahkan menjadi kelompok kaum tua dan kaum muda atau kaum tradisional dan kaum pembaharuan.

Upaya perpecah belahan itu meresap hingga ke sendi-sendi agama Islam. Umat Islam pada saat itu terpecah karena perbedaan pandangan dalam hal ibadah dan cabang dari agama. Kondisinya terus memburuk hingga umat Islam terbelah menjadi dua kubu, yaitu kaum tua dan kaum muda. Dengan adanya perselisihan ini, kalangan umat Islam di Medan, para pelajar yang belajar di Maktab Islamiyah Tapanuli Medan, berusaha untuk mempersatukan kembali umat Islam yang terpecah belah.


Maka terbentuklah organisasi Al Jam’iyatul Washliyah yang memiliki arti perkumpulan yang menghubungkan. Maksud dari nama ini adalah menghubungkan manusia dengan Allah SWT dan menghubungkan manusia dengan manusia lainnya agar bersatu, serta menghubungkan manusia dengan alam sekitarnya. Hal ini sesuai dengan makna dari Hablun minallah wa hablun minannaas yang artinya hubungan manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan sesama manusia.