Begini Harapan Para Pengungsi Korban Banjir di Pondok Gede Bekasi

Grahanusantara.co.id, Kota Bekasi – Korban banjir di Pondok Gede Permai, Bekasi mengungsi di Kantor Logistik dan Peralatan BNPB. Mereka menyampaikan harapan mereka dari soal bantuan kasur hingga makanan di lokasi pengungsian.

Sejumlah warga terdampak banjir berada di posko pengungsian. Lokasinya berada di Gudang Logistik dan Peralatan BNPB. Sejumlah pengungsi juga nampak tidur di posko pengungsian. Mereka tidur menggunakan palet forklift yang dilapisi matras tipis.

Salah satu pengungsi, Kholimah (51) RT 05 RW 10 mengaku tak punya pilihan lain. Dia lantas berharap Pemkot Bekasi menyediakan kasur bagi para pengungsi.

“Ya mau gimana lagi, dari pada di sana di rumah udah setinggi lantai satu, lampu mati,” ujar Kholimah, Sabtu (20/2/2021).

“Pakaian paling sama makanan. Kalau kasur emang perlu tapi kalau ga ada mau gimana. Ya gini doang, ga ada kasur ga ada bantal. Kalau bisa ya kasur, makanan, kesehatannya,” ucap dia saat ditanyai soal kebutuhan yang saat ini diperlukan.

Kholimah mengaku telah mengungsi sejak pagi tadi sekira pukul 10.00 WIB. Dia tinggal bertiga bersama anak dan suaminya.

“Saya cuman bertiga, anak sama suami. Anak saya di rumah temennya, suami lagi kerja. Anak saya ga mau ke sini. Ga mau bareng-bareng orang lain,” kata dia.

Dia lantas berharap pemerintah memperbaiki tanggul yang jebol. Tak hanya diperbaiki, Kholimah meminta agar tanggul baru tersebut nantinya dibuatkan permanen.

“Harapannya pemerintah pengennya biar tanggulnya diperbaiki yang paten supaya nggak jebol-jebol lagi. Kalau dibikin kaya gitu kan bakal jebol begini-begini lagi,” tuturnya.

Senada dengan Kholimah, Hilda (53) warga RT 06 RW 09 juga berharap pemerintah membetulkan tanggul. Hilda juga mengeluhkan kondisi pengungsian yang kekurangan kasur.

“Kekurangan kasur. Terus terang aja kalau kita ngungsi di sini ya orang-orang yang nggak banjir lah yang paling dapat. Karena turun semua kemari. Sedangkan kalau kita yang kena banjir asli kena omelan terus,” ujar Hilda.

Hilda menjelaskan, pihak pengelola posko pengungsian menyebut tidak memiliki kebutuhan para pengungsi.

“Tikar, air minum, kamar mandi, (saat diminta) ‘nggak ada, nggak ada’. Yang perlu kita persalinan (mandi) handuk, pakaian, obat-obatan. Namanya COVID, butuh madu, miyak kayu putih,” kata Hilda.

Sementara itu, pengungsi yang bernama Rizki (33), warga RT 03 RW 09 mengaku tak nyaman tidur di atas palet forklift. Meskipun diberikan, dia enggan menggunakan palet tersebut.

“Ini ga dipake karena sakit aja. Kalau ada karetnya mungkin lebih nyaman. Kalau ini sama aja terapi itu. Hehe,” ujar Rizki.

Selain mendapatkan palet, pengungsi juga menerima matras. Kata Rizki, sejauh ini kebutuhan makanan telah tercukupi.

“Kasur sih paling ya. Buat tidur aja. Kalau makanan alhamdulillah aman,” tutupnya.