Pemprov Jatim Akan Lakukan Pengetatan dan Tidak Terapkan Lockdown di Akhir Pekan

Grahanusantara.co.id, Surabaya – Gubernur Khofifah Indar Parawansa memastikan Jawa Timur lebih memilih pengetatan di titik rawan kerumunan dan penguatan kampung tangguh, dan tidak mengambil opsi lockdown atau di rumah saja di akhir pecan.

“Tidak ada opsi lockdown (akhir pekan). Yang ada adalah pengetatan di titik-titik yang potensial terjadinya kerumunan, misalnya pasar tradisional,” ujar Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat (5/2/2021).

Selain pengetatan di titik yang potensial terjadi kerumunan, Khofifah mengatakan, penguatan kampung tangguh akan diterapkan di Jatim.

“Penguatan dari kampung-kampung tangguh, jadi bagaimana mobilitas masyarakat diketati di lini paling bawah. Kira-kira begitu sih,” terangnya.

Mantan Menteri Sosial RI ini memaparkan, selama PPKM, operasi yustisi di Jatim berjalan dengan baik untuk menegakkan protokol kesehatan.

“Sejak awal PPKM diberlakukan tepatnya 11 Januari sampai 3 Februari, jajaran TNI, Polri dan instansi terkait sudah memberi 2 juta teguran kepada pelanggar protokol kesehatan. Artinya selama ini, operasi yustisi sebetulnya relatif bisa memberikan pengawalan terhadap disiplin protokol kesehatan di Jatim,” bebernya.

Ia juga memastikan, seluruh daerah yang menerapkan PPKM tidak akan menerapkan lockdown akhir pekan.

“Tadi malam sudah rapat koordinasi dengan 17 kabupaten/kota yang menerapkan PPKM, bahwa tidak ada opsi lockdown,” tutupnya.