Terkait Banjir Kalsel, Begini Tanggapan Parpol PKB

Grahanusantara.co.id, Jakarta – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menilai kerusakan alam dan hutan di Kalsel terjadi sangat masif. Sebab demikian, Menko PMK Muhadjir Effendy disebut tidak memungkiri eksploitasi alam sebagai salah satu penyebab banjir di Kalimantan Selatan (Kalsel).

“Iya banget karena kerusakan alam dan hutan terlalu masif,” kata Ketua DPP PKB Daniel Johan kepada wartawan, Jumat (22/1/2021).

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI itu mengatakan luas hutan Kalsel menurun sejak 2009 hingga 2019. Dalam kurun tersebut, Daniel juga menilai alih fungsi lahan di Kalsel cukup masif.

“Bayangkan luas hutan Kalimantan Selatan dari tahun 2009 sampai 2019 mengalami pengurangan sekitar seluas 614 ribu ha atau 34,5 persen. Jika di buat rata-rata deforestasi hutan hanya di Kalimantan Selatan saja sebesar kurang-lebih 60 ribu hektare per tahun. Artinya, alih fungsi lahan di Kalimantan Selatan selama 2009 hingga 2019 sangat masif,” jelasnya.

Daniel meminta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengevaluasi pemberian perizinan perusahaan di sekitar kawasan hutan Kalimantan. Ia juga berharap pemerintah menegakkan hukum atas perambahan di kawasan hutan Indonesia.

“Kementerian Lingkungan Hidup perlu segera melakukan penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) di seluruh Indonesia, pemerintah juga penting untuk melakukan penegakan hukum atas perambahan kawasan hutan untuk kegiatan tambang dan perkebunan ilegal,” ujarnya.

Daniel turut berduka atas kejadian bencana alam yang terjadi di sejumlah wilayah Indonesia. Ia berharap setiap bencana yang ada menjadi pelajaran dalam mengelola lingkungan hidup, khususnya hutan.

“Saya sampaikan belasungkawa kepada masyarakat atas bencana yang beruntun, semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga dalam mengelola lingkungan hidup dan hutan,” ucapnya.

Sebelumnya, Menko PMK Muhadjir Effendy disebut tak memungkiri eksploitasi alam jadi salah satu penyebab banjir besar melanda Kalsel. Ia juga menyebut faktor utamanya adalah cuaca ekstrem.

Awalnya, Muhadjir Effendy menyebut banjir besar yang terjadi di Kalsel merupakan dampak fenomena alam La Nina. Namun Menko PMK menyebut Kalimantan Selatan termasuk wilayah yang tidak diprediksi akan mengalami dampak La Nina.

“Seingat saya, Kalimantan Selatan adalah termasuk wilayah yang tidak dikira akan menghadapi dampak badai La Nina ini. Tetapi namanya kita boleh meramal, boleh berikhtiar, tapi pada akhirnya tuhanlah yang maha penentu,” ujar Muhadjir di posko pengungsian banjir BBPPKS Kota Banjarbaru, Provinsi Kalsel, Kamis (21/1.

Muhadjir juga mengatakan banjir Kalsel merupakan pertanda ketahanan lingkungan di Kalimantan Selatan masih lemah. Kemudian dalam rilis Kemenko PMK, Muhadjir juga disebut tidak memungkiri eksploitasi alam merupakan salah satu penyebab banjir besar di Kalsel.

“Menko PMK tak memungkiri bahwa eksploitasi alam menjadi salah satu penyebab banjir besar di Kalsel. Pengelolaan alam yang salah dan sembrono, kata dia, menyebabkan timbulnya malapetaka bencana alam,” begitu tulis rilis dari Kemenko PMK.