ISPI: Kinerja Tim Komite Pengendalian Covid-19 dan PEN Tidak Maksimal

Grahanusantara.co.id, Jakarta – Direktur Utama Indonesian Of Social Political Institute (ISPI) Deni Iskandar menilai, kinerja Tim Komite Pengendalian Covid-19 dan PEN yang dibentuk presiden Jokowi berdasarkan Perpres No 82/2020 tidak signifikan dan terkesan gagal dalam menangani penyebaran Covid-19 dan memulihkan perekonomian nasional.

Saat ini, Ia menjelaskan, jumlah orang yang terpapar dan terkena Covid-19 semakin meningkat dan kondisi perekonomian negara dalam Anggaran Pembangunan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran (TA) 2020 terus mengalami defisit diangka Rp. 1.534,7 triliun atau 10,6 Persen.

“Sejak Tim ini dibentuk Presiden Jokowi, keberadaannya sampai saat ini tidak begitu signifikan mengatasi penyebaran Covid-19 dan memulihkan perekonomian nasional. Buktinya apa, saat ini jumlah orang yang terkena dan terpapar Covid-19 semakin meningkat dan kondisi APBN juga terus mengalami defisit, harusnya gak begitu, kan sudah dibentuk tim,” kata Deni, Sabtu (26/09) dalam siaran persnya.

Selain itu, Koordinator Jaringan Pemuda dan Mahasiswa Indonesia (JPMI) itu juga menambahkan, ditengah kondisi APBN yang terus mengalami defisit tersebut seharunya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dapat berperan aktif menopang perekonomian nasional, seperti diatur dalam UU No 19/2004.

Ia juga menyayangkan terkait kinerja Ketua Pelaksana Tim Komite Pengendalian Covid-19 dan PEN, Erick Thohir yang terkesan hanya membuat gaduh dan terus berwanaca tanpa adanya realisasi yang jelas terkait penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.

“Sampai saat ini, ketika Presiden Jokowi menunjuk Erick Thohir, kami melihatnya tidak ada kinerja. Harusnya yang namanya ketua pelaksana itu ya bekerja, bukan berwacana, karena mau bagaimana pun, dalam hal ini Erick Thohir itu eksekutor. Jadi kesimpulan kami sementara berdasarkan hasil kajian, tentu ini yang menjadi biang masalah adalah Erick Thohir,” tambahnya.