Pramuka Tak Lagi Diwajibkan, Komisi X DPR Anggap Harus Tetap Wajib!

Graha Nusantara, Jakarta – Kemendikbudristek resmi menetapkan Pramuka sebagai ekstrakurikuler tidak wajib di sekolah. Wakil Ketua Komisi X DPR Fraksi Demokrat Dede Yusuf menyampaikan Pramuka wajib ada di sekolah sebab menjadi penyalur energi pemuda.

“Masalah Pramuka ini serta masalah kurikulum dan menurut saya Pramuka itu harus tetap ada, karena itulah salah satu cara untuk sekolah bisa melakukan fungsi kontrol terhadap energi anak-anak yang luar biasa,” ujar Dede, Senin (1/4/2024).

“Karena sekarang masalah bullying ataupun kekerasan termasuk juga tawuran semakin menjadi-jadi,” sambungnya.

Dirinya menilai Pramuka harus bersifat wajib, namun bukan untuk kegiatan yang sifatnya membebani orang tua (ortu) murid. Dirinya menilai kegiatan tersebut sering menjadi masalah untuk orang tua siswa sebab berisiko dan pembiayaan di luar kewajiban sekolah.

“Yang tidak wajib adalah kegiatan camping atau kegiatan pemaksaan yang belum tentu semua ortu sanggup membiayainya. Nah jadi isu utamanya di sini adalah pembiayaan kepramukaan nah ini yang belum jelas. Karena kadang-kadang kegiatan camping itu jadi ada biaya tambahan yang belum tentu semua ortu setuju,” ujarnya.

Menurut Dede kegiatan Pramuka ini diselenggarakan dalam rangka melatih karakter dan moral para siswa.

“Pada dasarnya perjuangan kawan-kawan Pramuka dulu menjadikan ekskul itu wajib niat awalnya itu sungguh sangat luar biasa yaitu untuk memberikan pelatihan pendidikan karakter dan moral serta sikap disiplin dan kemandirian bagi siswa-siswa,” ujarnya.

Tetapi, lambat laun para siswa saat ini hanya menggunakan seragamnya saja tanpa ada kegiatannya. Menurutnya, masalah tersebut terjadi karena terbatasnya anggaran.

“Memang dalam proses perjalanannya ekskul wajib ini menjadi sekadar hanya wajib ada tetapi kegiatannya yang nggak ada jadi akhirnya baju pramukanya ada tapi kegiatan pramukanya nggak ada, kegiatan latihan malah nggak ada,” ucapnya.

“Itulah yang menyebabkan akhirnya banyak juga saya sebagai katakanlah pengurus Pramuka melihat akhirnya hanya tempelan saja karena kekurang adanya anggaran yang mustinya disediakan oleh sekolah-sekolah itu sebabnya kita dari dulu berjuang agar anggaran itu bisa disiapkan dari dana BOS ataupun dana iuran lainnya,” tambahnya.