TKI Jadi Alasan Bansos Salah Sasaran? Ini Kata Mensos

Graha Nusantara, Jakarta – Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini membagikan alasan penerima bantuan sosial (bansos) tidak tepat sasaran. Salah satunya yaitu seorang TKI yang mulanya mempunyai banyak uang tetapi tidak pandai mengelolanya, sehingga meminta bansos.

Hal tersebut Risma sampaikan ketika berkunjung ke Pulau Mapia, Kabupaten Supiori, Papua, Selasa (12/9/2023). Mulanya dirinya berbicara mengenai terdapat salah satu peserta Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA), program Kemensos, yang konsisten hingga akhirnya dapat keluar dari kemiskinan.

“Cuma kan orang kita ini kadang udah segitu, puas, berhenti.. Nah ini yang kita pacu terus, dorong, supaya mereka bisa ya lebih baik ya. Soalnya aku pengalaman di Surabaya itu mereka bukan jadi jutawan, miliarder udah. Itu yang sebenarnya kita dorong terus, cuma kan itu harus terus dan itu konsisten gitu, makanya kita adakan setiap Sabtu, Minggu pertemuan,” ucap Risma.

“Kalau di Surabaya itu ada, saya bisa ketemu langsung mereka, kalau ini kan nggak bisa se-Indonesia, tapi pesertanya satu kali itu bisa di atas seribu peserta PENA TV. Jadi nanti setelah training dia minta apa itu setelah itu ada Bazaar, mereka bisa menjual produknya, minimal dilihat seribu orang kan peserta itu, belum yang lain itu ada lewat Facebook kayak gitu-gitu,” tambahnya.

Risma menyampaikan pihaknya kini sedang mendorong masyarakat agar sama-sama memajukan ekonomi di wilayahnya masing-masing. Dirinya turut menyampaikan pihaknya kini tengah berkolaborasi bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam memberikan pelatihan pengelolaan uang.

“Jadi ini cara kita juga untuk menjual, dan persistennya mereka, karena persistennya itu yang susah, mereka udah puas, dulu ndak punya uang, sekarang punya uang, udah dikit aja udah kemudian teledor, nah itu yang kita jaga,” ujarnya.

“Supaya mereka tetap konsisten, sampai suatu saat dia pintar udah bisa kita lepas. Tapi gitu aja kita juga ajari. Nah yang kita sekarang saya minta ajarkan itu kita lagi kerja sama dengan OJK karena literasi keuangan itu yang sekarang kita ajari. Dan kemarin banyak sekali yang tertarik untuk belajar tentang pengelolaan keuangan, karena ini sangat-sangat berpengaruh,” sambungnya.

Tak sampai disitu, dirinya turut memberi salah satu contoh pemantik bansos tidak tepat sasaran. Yaitu seorang TKI yang mulanya mempunyai banyak uang dan tidak terdaftar bansos, tetapi tidak pandai mengelola uang hingga berakhir meminta bansos.

“Jadi contohnya misalkan, yang aku kemarin ngomong di KPK itu, banyak orang rumahnya bagus-bagus, tapi dia minta bansos, kenapa? Karena saat mereka kerja misalkan jadi TKI, wah mereka punya uang, mereka bangun uangnya habis untuk rumah, dia tidak mempersiapkan masa depannya, nah sementara rumahnya ada di tengah hutan, di desa, ya nggak ada yang mau beli,” ujarnya.

“Akhirnya apa? Kemudian mereka minta bansos. Nah ini yang kita jaga. Jadi kayak gitu,” tambahnya.

Komentar