Bank Sentral Seluruh Dunia Naikkan Suku Bunga, Sri Mulyani Ingatkan Waspada Resesi 2023

Graha Nusantara, Jakarta – Bank Dunia (World Bank) telah menyampaikan bahwa resesi bisa saja terjadi pada tahun 2023 mendatang. Sri Mulyani yang merupakan Menteri Keuangan mengingatkan pernyataan Bank Dunia ini. Resesi ini dapat saja benar-benar terjadi lantaran bank sentral di seluruh dunia telah meningkatkan suku bunga secara ekstrem.

“Bank Dunia sudah menyampaikan kalau bank sentral di seluruh dunia melakukan peningkatan suku bunga secara cukup ekstrem dan bersama-sama, maka dunia pasti mengalami resesi di 2023. Inilah yang sekarang sedang terjadi yaitu kenaikan suku bunga oleh bank sentral terutama di negara-negara maju secara cukup cepat dan ekstrem dan itu pasti akan memukul pada pertumbuhan ekonomi negara-negara tersebut,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa secara virtual, Senin (26/9/2022).

Negara maju meningkatkan suku bunga dalam rangka penjinakan inflasi yang sedang terjadi. Keadaan ini diikuti oleh ke bawahnya proyeksi pertumbuhan ekonomi global.

Menteri Keuangan Indonesia ini mengatakan aktivitas Purchasing Managers’ Index (PMI) menunjukan adanya pelemaham ekonomi global dimana manufaktur global pada Agustus 2022 turun dari yang mulanya 51, 1 menjadi 50,3.

Hanya 24% dari negara-negara G20 serta ASEAN-6 yang aktivitas manufakturnya masih dalam level ekspansi serta meningkat jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Negara-negara tersebut adalah Indonesia, Thailand, Filipina, Rusia, Vietnam serta Arab Saudi.

“Hanya 24% dari negara G20 dan ASEAN-6, artinya mayoritas melambat dan kontraksi. Indonesia dengan kelima negara yang lain masih pada level yang akseleratif. Ini hal yang cukup positif tapi kita juga sangat menyadari lingkungan global kita mengalami pelemahan,” tuturnya.

32% negara mengalami perlambatan serta 40% negara masuk level kontraksi. Prancis menjadi satu-satunya negara yang mengakami peningkatan dari kontraksi menjadi ekspansi. “32% yaitu negara-negara seperti Amerika Serikat, Jepang, India, Malaysia, Brazil, Australia, Singapura, dan Afrika Selatan PMI-nya mengalami perlambatan atau kondisinya turun levelnya dari bulan sebelumnya. Bahkan 40% negara Eropa, Jerman, Italia, Inggris, Tiongkok, Korea Selatan, Kanada, Meksiko, Spanyol dan Turki sekarang PMI-nya sudah masuk kepada level kontraksi,” sambung Sri Mulyani.

Komentar