Akibat Erupsi, Warga Sekitar Gunung Merapi Dihimbau Agar Tidak Beraktivitas pada Radius 5 KM

Grahanusantara.co.id, Bandung – Gunung Merapi masih meluncurkan awan panas yang berpotensi masih bisa terjadi. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) merekomendasikan agar warga tak beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari Gunung Merapi.

“Jarak luncur awan panas masih dalam radius bahaya yang direkomendasikan oleh BPPTKG PVMBG Badan Geologi yaitu sejauh 5 km dari Puncak Gunung Merapi pada alur Kali Boyong, Bedok, Krasak, Bebeng dan Putih. Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas di daerah yang direkomendasikan tersebut,” kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam keterangan resmi Badan Geologi, Rabu (27/1/2021).

BPPTKG mencatat hingga sejak pukul 00.00 – 14.00 WIB kemarin, Gunung Merapi telah meluncurkan sebanyak 36 kali awan panas guguran dengan jarak luncur 500 – 3.000 meter ke arah barat daya atau ke hulu Kali Krasak dan Kali Boyong.

“Awan panas tercatat di seismogram amplitude antara 15 – 60 mm, dan durasi 83 – 197 detik, sejumlah lokasi melaporkan kejadian hujan abu dengan intensitas tipis seperti di beberapa desa di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali dan Boyolali Kota,” tutur Hanik.

Warga pun diminta untuk mengantisipasi hujan abu yang terjadi akibat dari kejadian awan panas guguran, dengan memakai masker, menggunakan kacamata dan menutup sumber air. “Sehubungan hujan abu di area puncak, masyarakat perlu mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di puncak Gunung Merapi,” katanya.

“Kemudian untuk rekomendasi, jadi potensi bahaya yang ada di Gunung Merapi berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan barat daya yaitu meliput Kali Boyong, Bedok, Krasak, Bebeng, dan Putih dengan jarak maksimal 5 KM dari puncak. Sedangkan erosi eksplosif masih berpeluang terjadi dengan lontaran material vulkanik diperkirakan mencapai radius 3 KM dari puncak,” imbuhnya.