Masyarakat Labuhanbatu Cerdaslah Dalam Memilih

Grahanusantara.co.id, Medan – Jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020, sejumlah nama sudah muncul sebagai kandidat yang akan bertarung dalam pesta demokrasi tersebut. Tidak terkecuali Kabupaten Labuhan Batu yang akan menggelar Pilkada.

Untuk Labuhan Batu sendiri KPU sudah mengumumkan 5 pasangan calon Kepala Daerah. Diantaranya Pasangan Calon H.Tigor Panusunan Siregar – H.Idlinsyah Harahap No Urut 1, Pasangan Calon H.Erik Adtrada Ritonga – Hj.Ellyarosa Siregar No Urut 2. H.Andi Suhaimi Dalimunthe,ST.MT – Faisal Amri No Urut 3, kemudian Pasangan Calon H.Abdul Roni Harahap – Ahmad Jais Rambe No Urut 4. Pasangan Calon Tunggal yang maju melalui Jalur Perseorangan Suhari Pane – H.Irwan Indra No Urut 5.

Partai politik dan organisasi sosial biasanya sangat antusias menjaring calon kepala daerah yang akan bertarung dalam pemilihan kepala daerah. Namun, upaya penjaringan calon sering kehilangan esensinya.

Lihat saja bursa calon Bupati Labuhan Batu. Utak-atik calon dan tarik-menarik antarparpol soal sosok yang layak diajukan bersama, tampak jauh lebih dominan ketimbang kualitas calon yang pas untuk mengelola Kabupaten Labuhanbatu dengan berbagai persoalannya.

Hal ini terjadi karena spesifikasi calon yang diajukan memang serba transaksional dan masih sebatas kepentingan instan partai politik. Padahal, untuk menghadapi tantangan Kabupaten Labuhan Batu ke depan dibutuhkan sosok kepala daerah yang berjiwa inovatif. Keterbatasan sumber daya, kompleksitas masalah kependudukan, Pendidikan, masalah transportasi, kriminalitas, krisis pengangguran dan krisis energi, semuanya hanya bisa diatasi dengan gaya manajemen dan kebijakan Bupati yang inovatif.

Akulturasi Open Innovation Bupati Labuban Batu harus memiliki visi jangka panjang untuk menerobos berbagai persoalan pelik dengan kondisi dana yang sangat terbatas. Agar dapat menerobos stagnasi, seretnya investasi, dan memotong birokrasi yang kerap berbelit-belit, Bupati Labuhan Batu juga harus bisa bersinergi dengan kalangan usaha dan lembaga riset untuk program open innovation.

Makanya dalam menjaring calon kepala daerah masyarakat hendaknya melihat rekam jejak para calon yang akan maju ke bursa Bupati Labuhan Batu, sehingga pasca pilkada rakyat tidak menelan janji- janji palsu.

Penting untuk dicatat, bahwa Pekerjaan Rumah (PR) Kabupaten labuhan Batu masih banyak yang harus diselesaikan seperti persoalan pendidikan, kriminalitas, kesehatan, Pengangguran, tingkat kemiskinan, infrastruktur, kinerja birokrasi hingga krisis budaya berupa memudarnya energi kolektif warga. Padahal, energi kolektif itulah yang merupakan modal sosial yang sangat hebat untuk mengatasi masalah secara bersama-sama atau secara gotong royong.

Jadi, betapa pentingnya masyarakat memilih calon Bupati yang dapat membuat semacam New Deal yang lebih konkret, realistis, dan egaliter.

New Deal bukanlah slogan politik picisan yang mudah hilang tertiup angin, tapi merupakan langkah terobosan yang brilian dan strategis untuk mengatasi krisis dan masalah laten. Masalah Sama, Infrastruktur Tidak bisa dimungkiri lagi bahwa krisis infrastruktur di pusat dan daerah semakin mendera sekarang ini. Kerusakan infrastruktur kategori besar, menengah, dan kecil terjadi hampir di seluruh wilayah dan itu sangat lambat untuk ditangani.

Menjadi persolan juga bahwa bupati labuhan batu kedepan harus mampu mendukung para pelaku Usaha Mikro. Begitu banyak para pelaku usaha mikro dengan status “hidup segan, mati tak mau”. Mereka kalah bersaing dengan pelaku usaha besar, kalah dalam segi modal, promosi dan tempat usaha. Disini juga menjadi kewajiban Bupati untuk bisa memfasilitasi mereka para pelaku UKM di Labuhan Batu.

Juga tak kalah pentingnya adalah calon Bupati Labuhan Batu ke depan haruslah sosok yang mampu mengubah strategi menjadi tindakan, menjadikan strategi sebagai pusat organisasi, mendorong terjadinya komunikasi yang lebih baik, serta meningkatkan mutu pengambilan keputusan dan mengubah budaya kerja pemerintah daerah menjadi lebih efektif dan inovatif.