Mengenal Lebih Dekat dengan Suku Asmat

Grahanusantara.co.id, Jakarta – Indonesia dikenal sebagai negara dengan banyak suku-suku lokal dan negara yang multikultural.

Suku Asmat adalah sebuah suku di Papua. Suku ini terkenal sebagai pengikut yang andal dan menghasilkan ukiran-ukiran kayunya yang unik.

Populasi Suku Asmat, menurut buku ‘Suku Bangsa Dunia dan Kebudayaannya oleh Pram juga terbagi dua yakni tinggal di pesisir pantai dan pedalaman. Pola hidup, struktur sosial dan keseharian kedua kategori Asmat ini sangatlah berbeda.

Populasi di pesisir pantai terbagi dua yakni Suku Bisman dan Suku Simai. Ciri penduduk Asmat yakni memiliki fisik yang khas seperti berkulit hitam dan berambut keriting. Rata-rata tinggi badan suku Asmat untuk wanita sekitar 162 cm, sedangkan pria 172 cm.

Selain ukirannya, Suku Asmat juga terkenal dengan rumah adat yakni rumah Jew. Di dalam rumah adat yang juga disebut dengan rumah bujang ini tersimpan senjata Suku Asmat yakni tombak, panah untuk berburu, dan noken.

Tidak sembarang orang boleh menyentuh noken. Sebab noken disimpan di dalam rumah adat Suku Asmat. Noken dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Segala kegiatan yang sifatnya tradisi serta pertemuan-pertemuan adat digelar di rumah adat ini layaknya seperti balai desa.

Rumah Jew terbuat dari kayu dan didirikan menghadap arah sungai. Panjang rumat adat ini bisa sampai berpuluh-puluh meter. Atap rumah adat terbuat dari daun sagu atau daun nipah yang telah dianyam. Warga menganyam beramai-ramai sampai selesai.

Pakaian adat Suku Asmat yakni Rumbai-rumbai. Dari buku ‘Mengenal Seni dan Budaya Indonesia” karya R. Rizky dan T.Wibisono, disebut, kaum pria memakai hiasan kepala, rompi, celana rumbai, dan hiasan kalung berupa gigi, tulang hewan, dan kerang.

Sementara wanitanya memakai tutup kepala yang dihiasi bulu cendrawasih, pakaian berumbai, dan rok berumbai. Tidak lupa memakai kalung dari kerang, gigi binatang dan hiasan kaki.

Untuk tarian Suku Asmat, yakni jenis tarian perang yang disebut tari Tobe. Tari yang cukup dikenal ini diiringi alat musik seperti gendang yang disebut tifa.