Dampak Psikis dari Perselingkuhan Terhadap Anak

Grahanusantara.co.id – Semua orangtua mungkin ingin melindungi anak-anaknya dari masalah perselingkuhan dalam pernikahannya. Namun, tidak sedikit dari mereka yang gagal dalam memberikan penjelasan, memperkecil situasi dengan tidak mengatakan kebenaran sepenuhnya atau berbohong yang dapat menyakiti anak lebih dalam.

Berikut ini pengaruh yang bisa dialami anak-anak akibat orangtua yang berselingkuh, yaitu:

  • Hilang Kepercayaan

Ketika seorang anak mengetahui tentang perselingkuhan orangtua, mereka mungkin akan kesulitan untuk menemukan pasangan di kemudian hari. Anak dapat merasa ragu bahwa pasangannya kelak tidak akan berbohong kepada mereka, menolak, atau meninggalkan mereka. Selain itu, anak mungkin tidak bisa menaruh kepercayaan pada cinta dan mengembangkan persepsi bahwa mereka tidak layak jika hanya mendapatkan cinta dari satu orang saja.

  • Tertekan

Seorang anak mungkin merasa bahwa perselingkuhan orangtuanya merupakan tanda hitam atau aib bagi keluarganya. Terlebih jika sang anak ditekan oleh orang tua yang berselingkuh untuk menjaga rahasia perselingkuhan dari orang tua yang dikhianati. Tentunya sang anak anak akan merasa tertekan dan terbebani dari rasa bersalahnya tersebut.

  • Bingung dengan Arti Cinta

Perselingkuhan dapat memberikan gambaran pada anak bahwa pernikahan adalah tipuan dan ilusi semata. Selain itu, ketika orangtua tetap menikah bahkan saat salah satu atau keduanya terus berselingkuh, anak-anak bisa sangat bingung tentang arti cinta dan pernikahan.

  • Marah

Ketika perselingkuhan dapat mengungkap atau mendefinisikan karakter orang tua yang sebenarnya, perasaan anak mungkin bisa pecah dan bercampur aduk antara perasaan marah dan kerinduan akan cinta dari orangtuanya.

  • Membenci Orangtua

Tak sedikit anak yang justru benci pada orangtua yang telah diselingkuhi maupun orangtua yang melakukan perselingkuhan. Anak mungkin benci mengapa orangtuanya berselingkuh ataupun  tidak dapat mencegah perselingkuhan tersebut sejak awal.

  • Mengalami Masalah Perilaku

Lelahnya menghadapi perasaan sedih, marah, atau membingungkan dapat membuat anak-anak untuk menunjukkan masalah perilaku selama masa kanak-kanak. Masalah perilaku ini bisa berupa bertindak seksual selama masa remaja dan masalah keintiman atau kecanduan seksual setelah dewasa.