Eksistensi Filsafat dan Perannya dalam Kehidupan

Grahanusantara.co.id – Semua orangtua pasti menginginkan anaknya untuk menjadi orang yang pintar dan berguna bagi masyarakat luas, sehingga meminta anak-anaknya untuk terus belajar dari mulai SD sampai mengenyam bangku perkuliahan.

Tidak sedikit orangtua terus mengarahkan anaknya dalam mengambil jurusan yang banyak dibutuhkan di dunia industri atau bisnis, sampai lupa bahwa sebuah ilmu tidaklah bisa dibelenggu dalam satu buah kebutuhan.

Saat ini eksistensi disiplin mempelajari ilmu diluar kebutuhan dunia kerja sangat terasa penurunannya, seperti Filsafat yang mulai ditinggalkan keberadaannya jika melihat pada peluang kerja di dunia industri, padahal jika diterapkan pada tempatnya tentu setiap ilmu akan sangat berguna bagi kehidupan dan tidak terbelenggu oleh sebuah kebutuhan kerja semata.

Filsafat sendiri jika  ditinjau secara bahasa Arab “falsafah” yang berarti kebikjasanaan, kemudian yang kedua berasal dari bahasa Yunani, “philosophia”, terdiri dari kata “philos” yang berarti cinta, suka dan “sophia” yang berarti pengetahuan, hikmah.

Dengan mempelajari filsafat, Anda akan dituntut untuk melihat sebuah masalah dari berbagai sisi, berpikir kreatif, kritis, dan independen, mampu mengatur waktu dan diri, serta mampu berpikir fleksibel di dalam menata hidup yang terus berubah.

Filsafat mengajak Anda untuk memahami dan mempertanyakan ide-ide tentang kehidupan, tentang nilai-nilai hidup, dan tentang pengalaman kita sebagai manusia. Berbagai konsep yang akrab dengan hidup kita, seperti tentang kebenaran, akal budi, dan keberadaan kita sebagai manusia, juga dibahas dengan kritis, rasional, serta mendalam.

Filsafat itu bersifat terbuka. Sekali lagi, filsafat tidak memberikan jawaban mutlak yang berlaku sepanjang masa. Filsafat menggugat, mempertanyakan, dan mengubah dirinya sendiri. Ini semua sesuai dengan semangat pendidikan yang sejati.

Filsafat mengajarkan kita untuk melakukan analisis, dan mengemukakan ide dengan jelas serta rasional. Filsafat mengajarkan kita untuk mengembangkan serta mempertahankan pendapat secara sehat, bukan dengan kekuatan otot, atau kekuatan otoritas politik semata.

Filsafat adalah komponen penting kepemimpinan. Dengan belajar berpikir secara logis, seimbang, kritis, sistematis, dan komunikatif, anda akan menjadi seorang pemimpin ideal, yang amat dibutuhkan oleh berbagai bidang di Indonesia sekarang ini.