Bupati Toba Poltak Sitorus Sambut Kehadiran BPIP, KPOTI Sumut dan KPOTI Toba Sebut Bahwa Kami Bangsa yang Ramah

Grahanusantara.co.id, Toba – Persiapan pelaksanaan pestival Panca main Indonesia yang akan digelar di Kaldera Toba tanggal 09-10 Maret ini terus dilakukan oleh BPIP bersama KPOTI dengan menyambangi Ruangan Dinas Bupati Kab Toba Poltak Sitorus pelaksanaan Toba Kaldera Panca Main Pestival dilaksanakan bertujuan untuk mengenalkan kembali perminan rakyat dan olahraga tradisional kepada seluruh pelajar SD di Kabupaten Toba.

Disamping itu Badan Pembinaan Ideologi Pancasila dan KPOTI juga menggelar FGD dengan bertemakan pengembangan metode pengendalian ideologi pancasila dengan menghadirkan kepala sekolah dan dinas pendidikan dan kebudayaan di 7 kawasan Danau Toba. Kehadiran kami di Kab Toba dalam rangka menanamkan kembali nilai-nilai pancasila kepada generasi muda khususnya para pelajar yang ada di Kab Toba.

“Kali ini kami menggunkan metode pengenlan pancasila dengan konsep bermain permainan tradisional yang didisgn oleh BPIP dan KPOTI dengan nama PANCA MAIN INDONESIA ” Ungkap analis kebijakan Yelvi Azwita kepada Bupati yang didampingi Asisten 1 Pemerintahan Kab Toba Adapun 5 jenis permaianan yang akan di festivalkan antara lain.

Papancakan, bola lima, panca gasing, catur teuku umar, dan balap jajar. Disamping itu Kami juga mendorong lahirnya panca main yang berasal dari kab toba dengan tujuan agar lebih memudahkan dalam menumbuhkan kecintaan generasi dengan budayanya Bupati Kab Toba Poltak Sitorus mengapresiasi kehadiran BPIP dan KPOTI dan mengucapkan terima kasih atas dukungan pelaksanaan kegiatan diwilayahnya.

Dikatakannya bahwa kab.toba saat ini menjadi destinasi super prioritas bukan hanya dari pariwisata namun juga tumbuhnya kebudaayaan.

“Kami ini sebenarnya bangsa yang ramah, walaupun diluar kelihataan kasar. Kami masih sangat mejujung tinggi Dalihan Na Tolu. Tradisi ini terus menerus diwariskan oleh para leluhur dan orang tua kami. Ekosistem kebudayaan ditoba terus terjaga dan tumbuh ditengah tengah masyarakat kami. Saat ini persoalan yang muncul dari masyarakat kita adalah hilangnya budaya gotong royong. Bangunan kebudayaan akan semakin kokoh jika masyarakatnya masih mau merawat tradisi gotong royong, disaat itu terjadi, masyarakat yang berbineka, generasi yang cinta tanah air dan bangsanya akan mudah diwujudkan,” tegasnya Ketua KPOTI Sumut Agustin Sastrawan Harahap.

Ia juga mengatakan, pilihan melaksanakan kegiatan di Kab. Toba karena daerah ini memiliki ragam permainan rakyat dan olahraga tradisional. Di antaranya Mozzak, mahorbo-horbo, datuk parhusip, datuakkat, marlange dan masih banyak lainnya yang perlu digali dan dijaga kelestariannya. Kami di KPOTI terus berkomitmen dalam menjaga kelestarian budaya bangsa disamping ikhtiar kami dalam menyelamatkan generasi dari ancaman budaya luar. Bahwa semua permainan rakyat dan olahraga tradisional itu mengisyarakatkan bangsa ini memiliki wujud persatuan.

“Jenis-jenis permainan itu mengajarkan kepada kita semua tentang bela rasa, gotong royong, kebersamaan, welas asih, toleransi, adil, jujur, disiplin, sportivitas pada saat bermain. Itulah nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila,” tukas Agustin.

Komentar