Pembangunan IKN, BI: Dampak Ekonomi Secara Umum Sudah Bisa Kita Rasakan

Graha Nusantara, Jakarta – Dampak pembangunan insfrastruktur pendukung dan ekonomi sudah dapat dirasakan di kawasan Ibu Kota Nusantara, hal ini disampaikan oleh Bank Indonesia Kantor Perwakilan Kalimantan Timur.

“Survei khusus untuk menghitung dampak pembangunan IKN di Kaltim memang belum kami lakukan, pihak lain juga belum melakukan, namun dampak ekonomi secara umum sudah bisa kita rasakan,” ujar Kepala BI KPw Provinsi Kaltim Ricky Perdana Gozali di Samarinda, Minggu 14 Agustus 2022.

Masyarakat sudah mulai merasakan dampak dari pembangunan Ibu Kota Negara seperti pembangunan infrastruktur pendukung IKN berups Bendungan Sepaku-Semoi di Kecamatan Sepaku yang masih dilakukan hingga kini.

Melalui proyek ini banyak tenaga kerja yang terserap. Tenaga kerja ini membutuhkan makan, minum, dan kebutuhan lainnya sehingga masyarakat setempat menyediakannya dan dampak ekonomi pun dirasakan masyarakat.

Jumlah tenaga kerja yang tidak sedikit membuat kebutuhan akan bahan pokok tidaklah sedikit pula hal ini jika tidak diimbangi dengan kecukupan bahan pokok maka dapat menyebabkan inflasi yang tinggi.

Saat ini saja, baru dilakukan pembangunan infrastruktur pendukung IKN, Kaltim sudah mengalami inflasi, itu karena kita memang belum siap, makanya kita optimalkan peran TPID (tim pengendali inflasi daerah) agar inflasi dapat dikendalikan,” ucapnya.

Berbagai upaya pun telah dilakukan dalam mengendalikan inflasi ini seperti dibuat kesepatakan ‘government to government’s (G2G) dan ‘Business to Business‘ (B2B) yang membuat Pemerintah Provinsi Kalimantan Timut dan kabupaten/kota menerima apresiasi karena langkah yang dilakukannya.

Pemerintah melakukan kesepatakan dengan Provinsi Sulawesi Tengah, Kalimantan Selatan, dan Bali untuk kerja sama perdagangan pada tingkat government to government’s (G2G).

Pada tingkat Business to Business (B2B) B2B, Perumda Varia Niaga Samarinda yang merupakan BUMD di Kota Samarinda, telah melakukan kerja sama perdagangan dengan beberapa mitra bisnis untuk mendatangkan komoditas beras, gula, minyak goreng, dan daging ayam ras.

“Untuk mendukung ketahanan pangan, saat ini juga sedang dikembangkan ‘food estate‘ berupa pengembangan pangan terintegrasi hulu hilir mencakup pertanian dan peternakan, guna menyelesaikan permasalahan keterbatasan pasokan bahan pangan di Kaltim,” kata Ricky.

Komentar