Terkait Pertambangan di Tasik, Ini Pandangan Ketua DPRD

Grahanusantara.co.id, Tasikmalaya –  Ketua DPRD Kabupaten Tasikmalaya, Asep Sopari Al-ayubi, memiliki pandangan lain terhadap sektor pertambangan di Tasikmalaya.

Asep Sopari berbicara dampak pertambangan bukan hanya ke lingkungan dan sosialnya semata, akan tetapi juga harus berbicara masalahnya dari hulu sampai ke hilir.

“Bagaimana regulasi di pertambangan ini juga berpihak pada masyarakat dan menciptakan iklim investasi yang baik bagi daerah,” jelas Asep.

Pandangan tersebut juga disampaikan oleh Asep Sopari, ketika menerima kunjungan WIME (Women In Mining and Energy) ke DPRD Kabupaten Tasikmalaya Senin, 12 April 2021.

Dirinya pun mengaku sangat mengapresiasi gerakan dari WIME, dimana cukup konsen pada pemberdayaan perempuan yang terdampak pertambangan.

Bukan hanya persoalan tambangan mangan di daerah Setiawaras Kecamatan Cibalong. Akan tetapi pertambangan dimana pun. Baik dampak yang masih terjadi atau pasca pertambangan.

“Siapa pun yang membantu pemberdayaan masyarakat baik dari sisi ekonomi dan sosial, kami sangat mengapresiasi,” jelas dia.

Bahkan pada kesempatan itu, WIME sempat pula menampilkan pameran foto akan kondisi tambang mangan di Setiawaras. Lewat jepretan mata kamera, maka sangat kentara para perempuan yang termajinalkan di sekitar lokasi pertambangan.

Kordinator WIME Jawa Barat, Dian Anggraeni menjelaskan, selain silaturahmi kedatangan pihaknya bersama para perempuan di lokasi pertambangan mangan Setiawaras ini guna membuka pandangan pemerintah, khsusunya DPRD Kabupaten Tasikmalaya, akan dampak pertambangan. Dimana baik sedang berjalan maupun pasca pertambangan menimbulkan persoalan, khususnya bagi para perempuan.

“Kami konsisten mendampingi kaum perempuan yang terkena dampak pertambangan. Kita jelaskan semuanya di hadapan ketua dewan, dengan harapan ada keberpihakan bagi kaum perempuan yang terdampak pertambangan,” jelasnya.

Dian mengaku sangat mengapresiasi sambutan baik dari ketua DPRD Kabupaten Tasikmalaya yang senantiasa begitu respons pada kaum perempuan yang terdapak pertambangan.