Faktor Guncangan Gempa Bengkulu Tak Terasa Kencang

Grahanusantara.co.id, Bandung – Megathrust atau bagian dari zona gempa besar yang memanjang di Samudera Indonesia sebelah barat Sumatera pecah pada Rabu malam 10 Februari 2021 pukul 19.52 WIB.

Kekuatan gempa Segmen Enggano itu terukur bermagnitudo 6,3, namun getarannya tergolong senyap di daratan dan nihil tsunami.

“Lemahnya guncangan karena faktor jarak dan kondisi batuan di zona gempa,” kata Daryono, Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Kamis 11 Februari 2021.

BMKG mencatat lokasi gempa pada koordinat 5,69 LS dan 101,56 BT tepatnya di laut. Jaraknya sekitar 202 kilometer  arah barat daya Kota Manna, Bengkulu Selatan dari kedalaman 10 kilometer. “Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng di zona Megathrust Enggano,” ujarnya.

Menurut Daryono, gempa itu tidak berdampak merusak. Getaran gempa dirasakan warga di Enggano sebatas seperti ada truk yang berlalu. “Jangankan merusak, bahkan di Pulau Enggano yang merupakan lokasi paling dekat pusat gempa hanya merasakan guncangan dalam skala intensitas III MMI,” kata dia. 

Adapun di Bengkulu dan Kepahiang guncangan dirasakan lebih lemah lagi yaitu hanya dalam skala intensitas II MMI. Getaran dirasakan hanya oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Laporan dari beberapa warga dan BPBD setempat juga menyatakan gempa tidak terasa di bagian tengah dan utara Bengkulu.   

Baca berita Gempa Bengkulu sebelumnya:
Gempa 5,1 M Guncang Bengkulu, Sumber Dekat Gempa Kuat 1971 dan 2001

Perhitungan BMKG, jarak pusat sumber atau episentrum gempa ke Pulau Enggano sejauh 84 kilometer. Sedangkan jarak episentrum ke Kota Bengkulu sejauh 221 kilometer. “Wajar jika guncanganya menjadi tidak signifikan,” kata Daryono.