Dikabarkan Bakar Warga Korsel, Kim Jong Un Minta Maaf

Grahanusantara.co.id – Kim Jong Un Presiden Korea Utara (Korut) dikabarkan meminta maaf pada Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae In dan warga negeri Ginseng akhir pekan lalu. Permintaan maaf itu akibat tewasnya seorang pegawai negeri Korsel di tangan tentara Korut.

Ia ditembak saat mencoba memasuki daratan Korut dari air. Mayatnya disebut dibakar oleh tentara negeri Pertapa itu.

Hal ini pun ditanggapi Presiden Korsel Moon Jae In. Ia menyebut ada arti ‘khusus’ dalam permintaan maaf Kim Jong Un atas kasus ini.

“Ini belum pernah terjadi sebelumnya dan sangat tidak biasa untuk meminta maaf dengan segera dan langsung sebagai pemimpin tertinggi Korea Utara,” katanya dikutip dari kantor berita Yonhap, Senin (28/9/2020).

Ia pun menyampaikan belasungkawa terkait kejadian ini. Ia menyebut hal itu adalah insiden yang disesalkan dan disayangkan.

“Terlepas dari bagaimana korban pergi ke perairan Korut, saya menyampaikan ucapan belasungkawa yang dalam dan penghiburan kepada anggota keluarga yang berduka atas kesedihan mereka,” katanya dikutip dari Yonhap.

“Tragedi seharusnya tidak terjadi meskipun semenanjung itu terbagi,” ujarnya lagi seraya meminta maaf kepada warga Korsel dengan mengatakan seharusnya pemerintah melindungi keselamatan dan keamanan rakyat dalam segala keadaan.

Sebelumnya staff dari Kementerian Perikanan Korsel hilang Senin (21/9/2020). Ia disebut berenang dengan pelampung di perbatasan Korsel dan Korut.

Korut mengakui bahwa penjaga perbatasannya melepaskan lebih dari 10 tembakan terhadap staff Korsel itu, yang mereka sebut “penyusup”. Namun Korut membantah pengumuman Korsel bahwa mereka telah membakar tubuhnya.

Dalam pemberitahuan resmi Pyongyang yang dikirim ke Seoul, Kim mengatakan bahwa dia “sangat menyesal” atas insiden itu. Ia menyebut peristiwa itu “tidak diinginkan dan tidak menyenangkan”.

“Ini menunjukkan bahwa Kim menanggapi kasus ini dengan serius dan juga merupakan konfirmasi dari keinginannya bahwa hubungan antar-Korea tidak akan menuju kehancuran,” kata Moon lagi.

Ia menekankan perlunya menemukan kebenaran di balik insiden tersebut dan mencari cara-cara “substantif” untuk mencegah terulangnya kasus semacam itu. Moon berujar kedua Korea harus berdialog dan bekerja sama.

“Saya berharap kita bisa menghidupkan kembali bara api dialog dan membuka jalan untuk kerja sama yang dimulai dengan menyelesaikan kasus ini (bersama),” kata Moon.

Di Juni Korut memutus hubungan kedua negara dengan meledakkan kantor penghubung di perbatasan. Ini terjadi pascapembelot Pyongyang di Korsel mengirim selebaran anti pemerintah di perbatasan.