Ekonom Sebut Utang Sekarang akan Ditanggung Pemerintahan Periode yang Baru

Grahanusantara.co.id, Jakarta – Pengamat ekonomi sekaligus Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengingatkan pemerintah akan ancaman pemulihan ekonomi akibat dampak virus Corona (COVID-19) yang akan berlangsung lama.

proses pemulihan ekonomi dampak COVID-19 bisa berlangsung hingga tahun 2023, dan pelebaran defisit juga berpotensi masih dilakukan di tahun tersebut. Hal ini berbahaya jika tak ada upaya konkrit dari pemerintah untuk menjaganya.

“Dengan penambahan defisit, kemampuan pemerintah untuk menanggulangi pemulihan ekonomi itu harus dibagi dalam beberapa tahun mendatang dan sampai 2023. Proporsi naiknya defisit APBN 2022-2023 masih relatif tambah besar dan ini berbahaya kalau pemerintah tidak melakukan berbagai upaya,” ujar Tauhid dalam webinar KTT Indef, Selasa (28/7/2020).

Selain itu, Tauhid mengatakan, utang pemerintah ini masih akan terus menghantui, bahkan hingga pemerintahan baru mengingat tenornya yang cukup panjang.

“Tenor SBN rata-rata tidak jangka pendek, tapi 5-10 tahun. Artinya yang menanggung utang adalah pemerintah berikutnya, meskipun utang itu dilakukan sekarang,” imbuh dia.

Menurut Tauhid, defisit APBN sebesar 6,34% di tahun ini seharusnya bisa dimanfaatkan sebaik mungkin untuk mendongkrak perekonomian. Sayangnya, realisasi dari berbagai program dalam PEN masih berjalan lambat.

“Defisit 6% banyak tidak dimanfaatkan, program tidak optimal, dan ke masyarakat juga masih rendah. Tapi sudah kadung ke skema pembayaran utang dan itu ada bunga yang harus dibayar,” tutup dia.