Kenapa Motor MotoGP Gak Ada Starter? Simak Alasannya Disini!

Grahanusantara.co.id – Sering kita jumpai dalam balapan motor MotoGP didorong lebih dulu untuk bisa menyalakan mesinnya. Kenapa harus repot-repot mendorong? Kenapa tidak pakai starter elektrik saja?

Ketiadaan starter elektrik internal pada motor-motor MotoGP sering kali jadi merepotkan. Lihat saja kalau Valentino Rossi atau Marc Marquez terjatuh di tengah race. Setelah bersusah payah menegakkan kembali motor yang berat itu, mereka harus minta bantuan steward untuk mendorong tunggangannya.

Itupun tidak selalu langsung berhasil menghidupkan mesin. Kadang butuh beberapa dorongan sebelum mesin bisa kembali meraung dan mereka melanjutkan balapan.

Lalu, kenapa motor MotoGP tidak pakai starter elektrik atau kick starter?

Alasan utamanya adalah untuk mengurangi berat. Makin ringan motor, setiap tim jadi bisa memaksimalkan komposisi rasio bobot dan power. Selain itu, motor ringan juga makin menguntungkan saat pengereman, lantaran bobot adalah faktor dalam momentum.

Sekarang detikers mungkin mulai berpikir: memangnya berapa berat komponen starter elektrik?

Mari kita asumsikan memasang starter elektrik Yamaha R1 pada motor MotoGP. Berat komponen starter elektrik milik Yamaha R1 adalah sekitar 2,26 kg. Itu belum semuanya karena masih membutuhkan casing ekstra pada mesin dan gear.

Jika ditotal, beratnya bisa mencapai 3,17 kg. Tapi ada satu hal lagi yang terlupakan. Betul…, baterai atau aki. Itu saja bisa menambah berat sampai 3,5 kg. Sementara kalau memakai baterai lithium ion bobotnya tetap nambah 0,6 kg.

Nah, artinya penambahan komponen starter elektrik bisa membuat motor dapat tambahan berat sampai 4 kg. Itu angka yang besar jika memperhitungkan 0,1 detik saja menjadi waktu yang sangat berharga dan menentukan pemenang.