Gagal Tutup Angka Defisit, JPMI Geruduk Kantor BUMN Bawa Keranda Mayat

JAKARTA,- Puluhan mahasiswa yang mengatasnamankan Jaringan Pemuda dan Mahasiswa Indonesia (JPMI) kembali menggelar aksi demonstrasi di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Jl. Merdeka Selatan No 13, Jakarta Pusat, Senin (06/07).

Aksi demontrasi itu digelar mahasiswa dengan membawa keranda mayat. Koordinator Presidium Jaringan Pemuda dan Mahasiswa Indonesia, Deni Iskandar dalam orasinya mengatakan, kedatangannya ke Kantor BUMN itu untuk mempertanyakan kinerja Menteri BUMN yang dinilainya gagal menopang perekonomian nasional.

“Hari ini kita datang lagi ke kantor BUMN, dengan membawa keranda mayat dan bendera kuning. Bahwa kita ingin menyampaikan pesan, dibawah kepemimpinan Erick Thohir, Kementerian BUMN ‘Un-function’ (tidak berfungsi) dan mati. Sebab disaat APBN Defisit akibat adanya kebijakan PSBB, BUMN sebagai badan usaha negara BUMN bukan malah menutup angka defisit, justru malam meminta anggaran dari APBN. Disitulah kegagalan BUMN menopang perekonomian negara.” Kata Deni.

“Kami meminta agar Erick Thohir membuka data, ada berapa perusahaan BUMN, Holding, anak, cucu sampai cicit perusahaan BUMN dan mengumumkan semua usaha-usaha milik negara itu kepada publik, terkait ‘Deviden’ (keuntungan) maupun kerugiannya, sebab sangat tidak rasional, apabila semua perusahaan BUMN dari mulai Holding sampai Cicit rugi semua, dan sangat tidak rasional apabila BUMN tidak bisa menutup angka defisit pada APBN saat ini.” Pungkas Deni.

Berdasarkan UU No 2 Tahun 2020 dan Peraturan Presiden No 72 Tahun 2020, postur APBN Tahun 2020 mengalami defisit diangka sebesar Rp.1.039,8 Triliun. Menurut Deni, tingginya angka defisit dalam APBN itu disebabkan karena turunnya angka pendapatan negara, dari semua sebesar Rp. 2.165,1 Triliun menjadi sebesar Rp.1.669,9 Triliun.

Hal itu, tegas Deni, dampak dari adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai upaya penanganan penyebaran Virus Corona atau Covid-19.

“Kita semua tau bahwa, tingginya angka defisit dalam APBN ini karena adanya kebijakan PSBB. Pemerintah melakukan Refocusing Anggaran pada semua Kementerian, tapi hal itu tidak dilakukan untuk Kementerian BUMN. Namun faktanya, disaat APBN kita defisit akibat kebijakan PSBB itu, BUMN sebagai badan usaha, justru malam minta anggaran dari negara, mau bentuknya PMN atau hutang apa itu, posisinya tetap minta. Harusnya kan memberi deviden untuk negara agar APBN tidak defisit.” Tegas Deni dalam orasinya.

Mantan Ketua HMI Cabang Ciputat Bidang Partisipasi Pembangunan Daerah yang akrab dipanggil Goler itu lebih lanjut menjelaskan, dalam UU No 19 Tahun 2003 Tentang Kementerian BUMN dijelaskan bahwa, visi dari didirikannya BUMN adalah untuk mencari keuntungan dan hasil dari keuntungan tersebut diberikan pada negara, sebagai upaya menopang perekonomian negara.

“Bagaimana pun peran dan fungsi BUMN visinya mencari keuntungan sebanyak-banyaknya, dan keuntungan itu diberikan kepada negara, untuk menopang perekonomian nasional. Pada konteks ini, permintaan anggaran untuk BUMN dari APBN ini jelas sangat memperlihatkan tidak berfungsinya BUMN dibawah kepemimpinan Erick Thohir. BUMN dipimpin Erick ini jelas gagal, karena tidak mampuh menutup angka defisit dalam APBN,” jelas Deni.