Menkes Buka Suara Soal Kabar Ketidakefektifan Nyamuk Berwolbachia

Graha Nusantara, Jakarta – Kasus demam berdarah dengue (DBD) akhir-akhir ini mengalami peningkatan seiring dengan masuknya musim pancaroba. Banyak yang kemudian mempertanyakan efektivitas program wolbachia yang mulanya digadang-gadang efektif dalam menekan kasus DBD.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan program ini baru berjalan di lima kota besar. Sehingga hasil uji coba program wolbachia belum dapat terlihat dalam waktu singkat.

“Belum terlihat, karena sekitar 18-24 bulan untuk melihat siklusnya,” terang Menkes, Minggu (3/2/2024).

Namun, menurut Menkes program ini sebetulnya efektif dan dapat menurunkan kasus DBD signifikan di Yogyakarta. Penurunan tersebut bahkan terjadi ketika sedang terjadi fenomena El Nino, yang umumnya dapat meningkatkan kasus DBD.

“Memang DBD ini setiap kali ada El Nino, di seluruh dunia naik, nah kita juga sudah antisipasi, itu sebabnya kita jalankan pilot project wolbachia, dari yang tadi hanya di Yogyakarta, karena di Yogya terbukti turun, turunnya itu drastis sekali,” jelas Menkes.

Program wolbachia merupakan salah satu dari berbagai cara untuk menangkal DBD. Pencegahan penyebaran kasus turut diiringi dengan menjaga lingkungan sekitar, seperti membersihkan genangan air, tempat nyamuk bersarang.

“Teman-teman di UGM melakukan penelitian nyamuk yang bisa membuat bakterinya nggak bisa hidup, jadi ada bakteri di alam, yang ada di nyamuk tertentu yang bisa membuat nyamuknya istilahnya mandul, nggak bisa menularkan dbd, itu di Yogya intervensinya bagus sekali jadi turunnya drastis termasuk di setiap fenomena El Nino, jadi dia nggak ikut naik, itu yang kita coba, kalau ini nanti berhasil di 5 kota ini, kita akan sebar di daerah-daerah yang DBD-nya tinggi,” tambahnya.

Menkes menyampaikan masyarakat tidak perlu khawatir dengan inovasi baru itu sebab telah mempunyai evidence based atau bukti ilmiah.

Berikut 5 kota yang telah dilakukan penyebaran sebelumnya
• Jakarta Barat.
• Bandung.
• Semarang.
• Kupang.
• Bontang.