Strategi Pengembangan Model Usaha dan Pemasaran di Masa Pandemi

Grahanusantara.co.id – Tahun 2020 dikatakan sebagai masa “krisis kesehatan” yang cukup menggemparkan dunia.

Tidak hanya itu, akibat dari kemunculan pandemi Covid-19 mengakibatkan kerugian dibanyak sektor tak terkecuali ekonomi , baik bagi para pengusaha makro maupun mikro.

Dimasa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), para pengusaha sangat dibatasi dalam pengoperasian usahanya. Hanya usaha-usaha tertentu saja yang diizinkan beroperasi, seperti medis dan sembako dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.

Lalu bagaimana para pengusaha yang dibatasi pengoperasiannya?

Ulasan kali ini akan membahas tentang kunci keberlangsungan usaha di masa PSBB, dengan kata kunci “survival” dimana, pengusaha dituntun untuk memanfaatkan bentuk baru dari model usaha serta pemasaran itu sendiri.

Model Usaha

Usaha yang sebelumnya hanya mengharapkan pelanggan datang adanya kurang relevan dimasa pandemi seperti saat ini, didasari pada kekhawatiran adanya kerumunan yang akan berdampak pada penyebaran Covid-19.

Dengan kondisi tersebut, model usaha yang harus dilakukan dengan mengganti sistem pelanggan datang menjadi pesan antar atau delivery order.

Hal ini sudah ditopang dengan berbagai media transportasi seperti ojek online atau menggunakan karyawan dalam pengiriman menggunakan komunikasi pesanan dalam jaringan.

Pemasaran Digital

Metode pemasaran digital sudah sangat berkembang, dimana para pengusaha dapat memanfaatkan banyak akses dalam hal ini. Seperti, media social ataupun menggunakan sebuah website.

Terdapat berbagai macam platform digital di Indonesia yang popular diberbagai kalangan seperti Facebook, Instagram, Twitter, WhatsApp ataupun yang sedang digemari saat ini TikTok dan dianggap sebagai solusi jitu dalam memasarkan produk.

Penulis : Alvin Praditya, S.S., M.I.Kom. (Dosen Universitas Pamulang)