Murid Tak Bayar SPP, Sekolah Kesulitan Ekonomi, Nadiem Malah Bicara Hikmah

Grahanusantara.co.id – Ditengah pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai, memberikan dampak yang signifikan pada dunia pendidikan.

Termasuk keluhan para siswa sekolah swasta yang keberatan membayar uang SPP dalam kondisi perekonomian yang tak menentu. Di sisi lain, sekolah harus tetap membayar honorarium guru dan tenaga kependidikan secara penuh termasuk pengeluaran untuk mendukung belajar di rumah.

“Sekolah-sekolah swasta mengandalkan pembayaran SPP bulanan maupun dana sumbangan pendidikan (DSP). Karena para siswa diliburkan untuk belajar di rumah sehingga mereka gak ada yang membayar SPP bulanannya,” kata Ketua Forum Kepala SMA Swasta (FKSS) Jabar, Ade Hendriana, dikutip dari pikiranrakyat.com, 27/03.

Ade menuturkan, saat ini akibat merebaknya virus corona berdampak pada seluruh kehidupan masyarakat termasuk lembaga pendidikan.

“Di antaranya para guru dan berada di rumah selama dua Minggu yang kemungkinan besar akan diperpanjang lagi. Namun hal yang menjadi persoalan di sekolah-sekolah swasta akibat kebijakan tersebut adalah terhentinya semua aktivitas termasuk transaksi pembayaran keuangan sekolah seperti SPP dan DSP serta biaya lainnya dari dari pihak orang tua siswa,” ujarnya.

Sementara di lain pihak kebutuhan operasional sekolah tentu tidak bisa ditunda karena hal itu vital adanya.

“Seperti pembayaran rekening listrik, air bagi yang berlangganan PDAM, internet, maupun lainnya. Apalagi ketika anak belajar di rumah membuat pengeluaran sekolah membengkak sebab harus menanggulangi biaya pemakaian internet maupun pulsa telefon para guru,” ujarnya.

Ditengah kesulitan perekonomian sekolah, Mendikbud Nadime Makarim berbicara tentang hikmah berupa inovasi metode belajar dari merebaknya pandemi Covid-19. Dalam pidatonya dalam memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Nadime membahas tentang pelajaran yang bisa diambil dari pandemi Covid-19, salah satunya kemampuan beroperasi dari mana pun.

“Ini merupakan suatu potensi pembelajaran yang sangat baru untuk kita bekerja dan belajar secara efektif dari mana saja. Yang tadinya hanya bisa dilakukan face to face, itu akan berubah selamanya,” ujar Nadiem.

Menurut dia, ada dua sektor penting yang akan berubah karena pandemi Covid-19, yakni pendidikan dan kesehatan. Perubahan itu dikarenakan dampak teknologi yang besar.

“Tadinya ada sekat karena terkonsentrasi dengan classroom. Sekarang, kita bisa ber-hyper inovasi pembelajarannya, sesuai kebutuhan segmen dan personel pembelajarannya dengan multimedia,” imbuh Mendikbud.