Berantas Calo, Buat SIM akan Gunakan Scan Wajah!

Graha Nusantara, Jakarta – Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri membuat terobosan baru dalam pelayanan penerbitan surat izin mengemudi (SIM). Korlantas Polri memilikki komitmen untuk memberantas praktik calo SIM, salah satu caranya yaitu melalui teknologi scan wajah.

Praktik calo SIM telah marak terjadi selama bertahun-tahun. Para calo menjanjikan lulus ujian SIM. Tak jarang, para calo mematok biaya yang lebih besar dibandingkan tarif pembuatan SIM normal.

Direktur Registrasi dan Identifikasi (Dirregident) Korlantas Polri Brigjen Pol Yusri Yunus menyampaikan pemberantasan praktik calo akan dilakukan dalam penerbitan SIM.

“Kalau dulu bisa pakai joki, sekarang sudah pakai face recognition. Jadi masuk ke dalam ujian ini, itu kalau bukan mukanya, nggak kebuka. Saya kembangkan (Satpas) prototype. Jadi kalau ada yang pakai calo, sudah salah masyarakat itu, karena dia mau apa, nggak akan bisa. Di situ langsung soalnya, langsung keluar itu Anda tidak lulus,” ucap Yusri.

Teknologi pengenal wajah atau face recognition akan digunakan pada Satpas Prototype. Yusri menginginkan penerapan teknologi ini dapat segera dilakukan.

“Kami dikasih anggaran kami akan buat semuanya prototype dengan teknkologi lengkap semuanya. Ini sedang kami rapikan,” ujar Yusri.

Sistem sentralisasi menjadi cara kedua yang digunakan dalam pemberantasan calo SIM. oknum petugas nakal di Satpas SIM nantinya tak akan dapat melakukan tindakan yang dilarang lagi karena seluruhnya akan terpantau oleh Korlantas Polri

“Setelah saya masuk masih banyak disentralisasi. Masih banyak kenakalan-kenakalan anggota di lapngan, yang gagal pun jadi lulus. Besok, sudah tidak ada. Semua diatur oleh Korlantas, kalau tahu kamu tidak lulus, tidak akan terklik. Kalau persyaratannya tidak diikuti, misalnya tidak ikut ujian praktik, ujian teori, itu akan dilihat oleh kami punya command center. Biar dari polda, polres itu klik untuk print, nggak akan bisa ke-print,” ujarnya.

“Tahun ini mudah-mudahan sudah mulai sentralisasi semuanya. Dikendalikan oleh saya. Mau sampai satpas di ujung gunung pun sudah langsung kelihatan, nggak bisa diprint, sudah saya kunci semuanya. Kecuali dia ikut persyaratan, dia harus ikut ujian dan lulus, baru bisa keprint,” terang Yusri.

Komentar