Viral Permainan Lato-lato, Ternyata Beri Kebahagian Baru Bagi Anak-anak

Grahanusantara.co.id, Medan – Permainan Lato-lato menjadi ramai beberapa waktu belakangan ini. Permainan ini pun dimainkan berbagai usia mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Meskipun asal aslinya yang bukan dari Indonesia, namun permainan ini sudah bisa dikategorikan sebagai salah satu permainan tradisional Indonesia.

Lato Lato ini adalah salah satu mainan tradisional yang sudah ada sejak tahun 1990-an hingga 2000-an, dan sekarang kembali populer di Indonesia.

Kata Lato Lato adalah sebutan yang berasal dari Bugis, untuk penyebutan nama mainan yang berbentuk bulat dan bisa memantul tersebut.

Mainan ini juga bisa disebut dengan nama Nok-Nok, karena bisa mengeluarkan bunyi dengan nada yang sama ketika dimainkan atau dipantulkan.

Meskipun sudah populer dan viral di Indonesia sejak lama, ternyata mainan Lato Lato ini disebutkan berasal dari Eropa dan Amerika Serikat yang muncul pada akhir tahun 1960-an, dan semakin populer kembali pada awal 1970-an.

Adapun di Eropa sendiri, mainan Lato Lato memiliki sebutan atau nama lain yaitu Clakers, Click-Clacks, Knockers, Ker-Bangers, dan Clankers.

Ketua Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia (KPOTI) Sumut Agustin Sastrawan Harahap mengatakan fenomena Lato-lato ini lebih baik dari pada anak-anak terfokus dengan gadget.

Dengan bermain Lato-lato anak menjadi lebih banyak berinteraksi dengan teman-temannya.

Hal ini pun dapat dilihatnya dengan bagaimana antusias dan bergembira anak ketika memainkannya.

“Sepanjang jalan pulang saya lihat anak-anak main ini, mereka begitu asik dan bergembira memainkannya. Hal ini saya rasa menjadi sebuah fenomena, dimana mereka menemukan dunia yang lebih asik dibanding gadgetnya,” ujar Agus yang juga Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan kepada Tribun, Minggu (8/1/2023).

Dia menyebut permainan lato-lato juga memiliki nilai positif dari sejumlah aspek. Salah satunya aspek perkembangan anak. Dari aspek perkembangan anak, lato-lato bisa melatih koordinasi mata dan motorik tangan.

Agustin menilai permainan apa saja sebenarnya dapat membantu anak dalam menstimulus aspek perkembangan anak, banyak permainan tradisional lainnya yang juga memiliki manfaat demikian.

Karena dengan bermain akan dapat mengembangkan aspek kognitif, motorik, emosi dan sosial anak.

Sebelum lato-lato ini viral, anak-anak masa sekarang sudah begitu melekat dengan bermain ponsel. Dan hal itu negatif untuk perkembangan anak karena bermain gawai tidak dapat menghadirkan sisi sosial dalam diri anak.

“Di sisi aspek sosialnya, bermain game online atau handphone juga kurang baik bagi tumbuh kembang anak, karena anak tidak berinteraksi langsung dengan teman sebayanya. Sehingga anak-anak tidak belajar untuk bersosialisasi serta memecahkan masalah dalam kehidupan nyata,” jelasnya.

Namun, permainan ini tetap harus dibawah pengawasan orang tua, agar tidak menjadi hal negatif bagi anak-anak.

“Apapun permainannya tetap harus dibawah pengawasan orang tua, agar tetap positif fungsinya,” pungkasnya.

Lato-lato adalah permainan yang terbuat dari plastik polimer. Permainan ini terdiri dari dua bandulan pendulum yang disambungkan oleh seutas tali.

Di bagian tengah tali terdapat sebuah cincin yang berfungsi sebagai pegangan untuk menggerakkan kedua bandulan tersebut.

Cara kerja permainan lato-lato adalah dengan membenturkan kedua bandulan tersebut. Sehingga menimbulkan suara konstan yang beruntun.

Namun begitu, lato-lato adalah permainan yang berasal dari Argentina. Atau sebagai sebuah senjata paling terkenal yang digunakan oleh pemburu atau gaucho di Amerika Selatan.

Komentar