Di Bawah Kepemimpinan Benyamin-Pilar
Tangsel Raih Kota Layak Huni, Menuju Kota Lestari

Graha Nusantara, Tangerang Selatan – Keseriusan Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) di bawah kepemimpinan Walikota-Wakil Walikota Benyamin Davnie dan Pilar Saga Ichsan dalam mewujudkan kota layak huni berbuah manis. Tahun 2021 Tangsel masuk kategori Top Tier City atau kota dengan indeks livability di atas rata-rata. Survei bertajuk Most Liveable City Index (MLCI) yang diselenggarakan Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) memberikan angka skor 68 untuk Tangsel.

Ada tujuh indikator penilaian untuk mengukur Kota Layak Huni, antara lain: 1) Ketersediaan kebutuhan dasar (perumahan yang layak, air bersih, jaringan listrik, sanitasi, ketercukupan pangan, dan lainnya), 2) Fasilitas umum dan fasilitas sosial (transportasi umum, taman, fasilitas kesehatan, dan lainnya), 3) Ruang publik sebagai wadah untuk berinteraksi antar komunitas, 4) Keamanan dan keselamatan, 5) Kualitas lingkungan, 6) Dukungan fungsi ekonomi, sosial, dan budaya kota, serta 7) Partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

Menurut Ketua Tim Kajian IAP, Tiar Pandapotan Purba, survei MLCI berbasis pada persepsi warga kota mengenai kelayak-hunian kota tempat tinggalnya. Hasilnya menunjukkan skor indeks Kota Layak Huni Tangsel naik signifikan, dari tahun ke tahun. Jika tahun 2017 skornya masih 65,4, maka di tahun 2021 menjadi 68.

“Survei kita lakukan pada masa pandemi. Pemkot Tangsel dianggap berhasil dalam beberapa aspek seperti keamanan, perumahan, kebersihan, infrastruktur dasar terutama rasa khawatir masyarakat terhadap ancaman Virus Covid-19,” kata Tiar, saat memaparkan hasil survei di kantor Walikota Tangsel, Sabtu (26/2/2022).

Dia menambahkan, layanan peribadahan keagamaan, daya beli, kependudukan (dukcapil), transportasi dan telekomunikasi juga dinilai sangat baik. Tak hanya itu, layanan Pemkot terhadap ruang-ruang terbuka publik yang mendukung masyarakat untuk hidup sehat seperti olahraga dan rekreasi juga diganjar nilai yang baik.

“Warga mengapresiasi layanan perkotaan yang diberikan oleh Pemkot. Hampir semua indikator direspon positif. Namun, tetap masih ada yang perlu diperbaiki ke depan, terutama dalam layanan persampahan, ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik, kesenian lokal dan permasalahan banjir,” tambah Tiar.

Rencananya, IAP akan kembali melaksanakan survei ini pada tahun 2023 untuk seluruh kota-kota di Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama, Walikota Tangsel Benyamin Davnie mengatakan, Kota Layak Huni berhasil diraih Tangsel karena setidaknya dua hal, pertama komitmen Pemkot melanjutkan apa yang sudah dihasilkan di periode Airin-Ben, dan kedua, kolaborasi banyak pihak.

“Kota Layak Huni yang diraih oleh Pemkot Tangsel hari ini adalah keberlanjutan dari zamannya Walikota Bu Airin. Di tahun 2017, Tangsel menjadi kota yang baru disurvei tapi masuk top cities yang modern paling layak huni. Sekarang, di masa Ben-Pilar skor indeksnya makin bertambah. Artinya, kami terus jaga momentum. Kedua, tentu karena kolaborasi masyarakat Tangsel, tanpa itu rasanya akan sulit mewujudkan Kota Layak Huni,” jelas bang Ben, sapaan akrab Benyamin.

Sebagai salah satu bukti keseriusan Tangsel agar terus menjadi Kota Layak Huni, Pemkot sedang merenovasi atau memperbaiki 150 rumah umum tak layak huni (RUTLH) di Tangsel. Targetnya selesai pada akhir tahun 2022.

“Tahun ini Pemerintah Kota Tangsel memperbaiki 150 rumah tidak layak huni, perbaikan disebar di tujuh kecamatan di Tangsel. Sudah dimulai, insyaallah paling lama 45 hari proses pembangunannya,” kata bang Ben.

Perinciannya, ada 36 rumah tidak layak huni di Kecamatan Ciputat yang direnovasi, 15 rumah di Ciputat Timur, 20 rumah di Pamulang, dan 32 rumah di Pondok Aren. Lalu sebanyak 22 rumah di Kecamatan Serpong dan 18 rumah di Serpong Utara, serta tujuh rumah di Kecamatan Setu.

Dikonfirmasi terpisah, Sekda Kota Tangsel, Bambang Noertjahjo mengatakan, semua program yang dijalankan, bermuara pada visi-misi Walikota & Wakil Walikota yang telah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2021-2026.

Ia menjelaskan, misi ketiga Kota Tangsel seperti tercantum di RPJMD 2021-2026 yaitu membangun Kota Lestari. Kita sedang berikhtiar menuju titik itu. Kota Lestari yang dimaksud ialah pembangunan yang tidak mengikis atau mengorbankan aset wilayah, seperti lingkungan, budaya, sumber daya air, juga kekhasannya. Program Kota Lestari akan membuat Tangsel menjadi kota masa depan yang bisa memberikan kenyamanan dan kehidupan yang layak secara ekonomi, lingkungan, juga sosial.

“Salah satu implementasi dari Kota Lestari adalah memastikan Tangsel menjadi Kota Layak Huni. Tentu semua itu bisa terwujud jika kolaborasi pemerintah, swasta, dan masyarakat terus berjalan,” ujarnya. (Adv)

Komentar