Komoditas Daerah Mengalami Kemerosotan Harga, Ini Tanggapan Wabup Muratara

Graha Nusantara – Mendekati bulan Ramadhan masyarakat Muratara mengalami kemerosotan ekonomi, hal ini membuat warga terus berharap produk komoditas dari daerah Muratara bisa alami kenaikan harga.

Warga mengaku resah, sejumlah produk komoditas unggulan seperti karet dan sawit terus alami penurunan akhir-akhir ini. Kholifa selaku warga kelurahan Karang Dapo, Muratara mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan sehari hari saat ini semakin susah.

Tidak ada cara lain bagi warga Muratara, selain melanjutkan bisnis warisan seperti berkebun dan menyadap getah. “Sekarang susah nak nyari hidup di Muratara, barang barang serba mahal tpi penghasilan semakin menurun. Getah turun, sawit turun, mendulang emas sudah susah mau menebang kayu sudah langka,” ucapnya, (16/03).

Ia pun menambahkan bahwa, masyarakat saat ini hanya bisa pasrah dengan mengandalkan usaha yang ada. Warga mengatakan, melemahnya ekonomi ini hampir selalu terjadi ketika masyarakat hendak menyambut bulan Ramadhan.

“tidak tahu kenapa ekonomi itu semakin sulit saat menjelang ramadhan. Kalau mau bulan puasa semua harga pasti naik, cuma harga karet dan sawit yang turun,” sambungnya.

Pihaknya berharap, ada solusi yang bisa diberikan pemerintah terhadap warga khususnya di Muratara. Sehingga solusi itu bisa mendongkrak perekonomian masyarakat kecil yang tinggal di desa. “kami idak katek lokak lain selain berkebun itulah,” tegasnya.

Atas kejadian tersebut, Wakil Bupati Muratara H. Devi Suhartoni angkat bicara. Dia menegaskan, produksi komoditas di wilayah Muratara masih monoton seputar karet dan sawit.

Untuk mendongkrak kedua harga komoditas itu, menurutnya Pemerintah daerah tidak bisa masuk secara langsung. Karena harga sawit dan karet di pengaruhi oleh pangsa pasar internasional.

“Memang saat ini serba susah dan ekonomi melemah, kondisi itu benar terasa apa lagi menjelang ramadhan. Ini tantanan bagi seluruh Bakal calon Bupati Muratara ke depan,” ucapnya.

Menurutnya, ada beberapa langkah yang bisa dilaksanakan untuk mendongkrak perekonomian lokal. Seperti membuka lapangan pekerjaan, memfungsikan potensi pertambanan dan hilirisasi perkebunan.

“Bisa tanam cabai, buah buahan dan sayur sayuran yang masa tanam singkat. Bagi warga saat ini karena mereka cuma punya kebun karet dan sawit, mau tidak mau mereka harus menyerah dengan kondiai yang ada,” ucapnya.

Ke depan Pemerintah Kabupaten Muratara, harus melakukan mekanisasi terhadap lahan lahan terlantar sehingga bisa dimanfatkan secara maksimal.

“saya minta masyarakat jangan menyerah pada ke adaan. Karena masih banyak peluang yang bisa kita manfaatkan termasuk memaksimalkan lahah dengan sistem tabarukan yang bisa menghsilkan dua kali lipat pendapatan,” tegasnya.