Drone Bayraktar, Presiden Rusia Vladimir Putin ingin Bekerjasama Produksi Drone, Ini Tanggapan Presiden Turki Erdogan

Graha Nusantara, Turki – Drone Bayraktar populer ditengah konflik antara Rusia dan Ukraina. Presiden Vladimir Putin ingin Bekerjasama Produksi Drone Bayraktar untuk meningkatkan kekuatan militer dan kamanan nasional Rusia.

Drone Bayraktar terbukti sangat ampuh membuat kacau strategi pasukan Rusia pada awal invasi Moskow ke Ukraina pada akhir Februari hingga Maret 2022.

Dilansir dari Russia Today, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengungkapkan bahwa Rusia dan Uni Emirat Arab tertarik untuk bekerja sama dengan Baykar, perusahaan di balik drone serang Bayraktar dan Akinci.

Beberapa dengan media di Turki, mengutip pernyataan Erdogan pada pertemuan pejabat tinggi partai AK sebelumnya.

Pengungkapan tersebut telah menimbulkan kegemparan, karena Baykar telah mengekspor sekitar 50 drone ke Ukraina tahun ini.

UEA menawarkan untuk membangun pabrik Baykar, sementara Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan “mari bekerja sama,” kata Erdogan kepada pejabat partai pada hari Senin, menurut dikutip dari CNN Turk.

Pelaporan itu digaungkan oleh outlet lain, seperti TGRT dan Haber 7. Dan tidak ada rincian lebih lanjut yang ditawarkan, kecuali bahwa dugaan proposal Putin datang selama pertemuan pekan lalu di Teheran, di mana ia dan Erdogan bertemu dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi untuk membahas proses perdamaian di Suriah dan hal-hal lain.

Erdogan mengemukakan tawaran dalam konteks memuji pencapaian industri militer Turki menjelang perayaan ulang tahun partai yang akan datang pada bulan Agustus.

Drone Bayraktar TB2 dan Akinci dipercaya membantu Azerbaijan mengalahkan Armenia dalam perang Nagorno-Karabakh 2020. Ukraina memesan selusin dari mereka sebelum pecahnya pertempuran dengan Rusia, dan telah menerima total 50 sejak Februari, menurut Kementerian Pertahanan di Kiev.

Drone TB2 juga telah digunakan di Libya dan Suriah, tetapi diduga bernasib kurang baik terhadap pertahanan udara Rusia di Ukraina. Kiev sekarang dilaporkan hanya menyimpannya untuk “misi khusus.” Baru minggu lalu, CEO Baykar Haluk Bayraktar mengatakan kepada CNN bahwa perusahaannya “tidak akan pernah” menjual drone ke Rusia.

“Ada hubungan strategis antara Turki dan Ukraina, khususnya di bidang penerbangan dan antariksa,” katanya.“Turki mendukung Ukraina dengan teknologi drone bersenjata. Kami tidak mengirimkan atau memasok apa pun ke Rusia.”Rusia telah menggunakan pesawat pengintai dan drone serang produksi dalam negeri di Ukraina.Awal bulan ini, AS menuduh Moskow ingin membeli ratusan drone serang dari Iran. Teheran membantah klaim itu. (*)