KNPI Sumut Desak Tutup PT SMGP

Grahanusantara.co.id, Medan – PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) kembali memakan korban. Kali ini 52 orang keracunan akibat kebocoran gas perusahaan asing tersebut.
Menyikapi hal itu, DPD KNPI Provinsi Sumatera Utara angkat bicara. Ketua KNPI Sumut Samsir Pohan melalui Wakil Ketua Bidang Lingkungan Hidup Dian Taufik Ramadhan menyampaikan sejumlah catatan.

Pertama, bahwa bukan kali pertama sejak PT SMGP melakukan kegiatan penambangan di Mandailing Natal telah memakan korban jiwa.

“Korban jiwa akibat operasional PT SMGP sudah banyak. Tapi perusahaan masih tetap melakukan kegiatannya,” kata Dian Taufik.

Pada Minggu 6 Maret 2022, tercatat 52 org keracunan akibat terhirup gas H2S dari operasional.

“Sederet musibah dampak operasional PT. SMGP telah menelan korban jiwa, bahkan kejadian kebocoran Gas bukan kali pertama ini, pada januari 2021, kebocoran yg sama terjadi dan menelan 5 orang korban meninggal dunia,” kata Dian Taufik.

Atas dasar tersebut, DPD KNPI Sumut dengan ini meminta kepada negara melalui Kementerian ESDM, serta DPR RI untuk menghentikan kegiatan penambangan PT SMGP.

“Kita mendesak negara melakukan investigasi mendalam serta menghukum seberat-beratnya kepada pihak-pihak yang lalai sehingga menimbul dampak pada ancaman kesehatan warga di lingkar tambang,” tegas Dian Taufik.

Catatan lainnya, DPD KNPI Sumut mendesak PT SMGP membuka dokumen Amdal serta dokumen RKL dan RPL agar publik dapat mengetahui dengan pasti dampak yang akan diterimanya dari aktivitas penambangan PT SMGP.

“DPD KNPI Sumut akan mengawal kejadian bencana ini sehingga didapatkan kepastian pihak yang bertanggungjawab atas bencana dimaksud,” tukas Dian Taufik.

Terpisah, Bupati Mandailing Natal HM Jafar Sukhairi Nasution juga meminta agar PT SMGP bertanggung jawab atas keracunan yang menimpa puluhan warga Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Marapi.

Pihak perusahaan PT SMGP melalui humasnya, Roby membenarkan kejadian tersebut.
Menurutnya, PT SMGP sedang melakukan kegiatan Well Test di Well Pad AAE di Desa Siabanggor Julu, pada Minggu (6/3/2022), sekira pukul 15.00 WIB.

Sementara Kapolres Madina AKBP Reza Akbar menyebutkan pihaknya sedang menyelidiki kasus keracunan gas ini.

“Korban bertambah dari 52 menjadi 58 orang. Mereka dirawat di RS Permata Madina dan RSUD Panyabungan. Tidak ada yang meninggal dunia,” kata Kapolres Madina, AKBP Reza Akbar, Senin (7/3). (RAH)