Imbas Corona, Rupiah Anjlok

Graha Nusantara – Berdasarkan data Bloomberg nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS menembus angka Rp. 14.100 dari Rp. 13.600 per Dollar AS awal pekan lalu. Sedangkan pekan ini tepatnya, Jumat (28/2) pagi, rupiah berada di posisi Rp 14.125 per dolar AS, anjlok 0,72% dari posisi penutupan kemarin Rp 14.025 per dolar AS.

Indonesia dengan Mata Uangnya, Rupiah memimpin pelemahan mata uang Asia terhadap dolar AS. Sebagian mata uang Asia tercatat melemah terhadap dolar AS saat ini. Ringgit Malaysia melemah 0,20%, dolar Singapura 0,23%, peso Filipina 0,13%, sedangkan yuan Tiongkok melemah tipis 0,05%. Di sisi lain, yen Jepang menguat 0,35%, baht Thailand dan won Korea Selatan menguat 0,07%, rupee India menguat 0,14%, dan dolar Hong Kong 0,04%.

Vice President Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, sentimen pasar belum juga membaik terkait penyebaran virus corona. “Tekanan terhadap aset berisiko karena peningkatan penyebaran wabah virus corona di luar Tiongkok masih besar,” ujar Tjendra, Jumat (28/2).

Disisi lain, tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun terus merosot, bahkan sempat ke level 1,235, terendah sepanjang masa. Tjendra menjelaskan bahwa hal tersebut mengindikasikan banyak yang membeli obligasi tersebut. “Investor banyak membeli obligasi AS untuk mengamankan nilai aset,” kata dia.

Tjendra memperkirakan rupiah masih akan mengalami tekanan hari ini, dengan pergerakan di kisaran Rp 14.000 – 14.100 per dolar AS. Jumlah orang yang terdeteksi terinfeksi corona di luar Tiongkok terus membesar. Berdasarkan data John Hopkins CSSE, kasus corona telah dilaporkan di lebih dari 50 negara/regional di luar dataran Tiongkok. Kemarin, Organisasi Kesehatan Internasional (WHO) melaporkan temuan kasus baru infeksi corona di luar Tiongkok telah melebihi temuan kasus baru di dalam Tiongkok.

Per Jumat (28/2) pagi ini, yang terdeteksi terinfeksi virus corona telah mencapai 83.081 orang, dengan 4.257 di antaranya berada di luar dataran Tiongkok. Jumlah yang dilaporkan meninggal akibat virus tersebut telah mencapai 2.856 orang, dengan 68 di antaranya di luar Tiongkok.