Ketua Satma PP UIN SU Siap Dukung dan Kawal Program Rektor UIN SU

Grahanusantara.co.id, Medan – Sebagian aksi demo yang belakangan ini marak terjadi di UINSU, dinilai menurunkan kualitas aktivis mahasiswa belakangan ini. Kondisi ini bisa lebih memprihatinkan bila target aksi terindikasi pragmatis.

Demikian disampaikan Hendra yang merupakan salah seorang aktivis mahasiswa Fakuktas Ushuluddin & Studi Islam UIN Sumatera Utara, saat dimintai pandangannya tentang demo yang belakangan ini marak terjadi di lingkungan UIN Sumatera Utara.

Menurut Hendra yang merupakan Ketua Satuan Pelajar dan Mahasiswa Pemuda Pancasila (SAPMA-PP) UIN Sumatera Utara ini, aksi yang dilakukan harus didasarkan kepada kesadaran akan eksistensi mahasiswa sebagai agen perubahan dan pembaharuan.

“Aksi merupakan hak bahkan identitas seorang aktivis, tapi jangan juga karena aksi yang dilakukan integritas kita sebagai mahasiswa malah tergadaikan,” kata Hendra, Selasa, (6/4/2021).

Menurutnya, seorang mahasiswa harus melihat bahwa aksi turun ke jalan apalagi di dalam kampus, tidak boleh menjadi pilihan utama dan pertama. Apalagi mahasiswa menghadapi era industri 4.0 yang membutuhkan kompetensi.

“Sebagai insan akademik, seorang mahasiswa dalam upayanya mengawal perubahan harus mengedepankan dialog, diskusi serta audiensi. Jika jalan ini menemui kebuntuan barulah aksi menjadi pilihan terakhir,” terangnya.

Pola aksi yang belakangan terjadi dengan mengumpulkan 5-10 orang datang dan membentangkan spanduk, lalu kemudian pergi serta pola-pola lain seperti “aksi mogok makan” yang baru-baru ini terjadi, menurut Hendra benar-benar menyimpang kebiasaan aktivis kampus.

“Seorang aktivis baru akan turun ke jalan setelah benar-benar memahami dan menyadari akan masalah atau objek yang menjadi alasannya melakukan aksi. Seterusnya meyakini bahwa aksinya benar-benar demi kemaslahatan umum terutama mahasiswa dalam konteks di dalam kampus,” bebernya.

Hendra juga menyinggung tentang blackmailing activist yang memang menjadi fenomena di dunia. Dia menolak jika ada aksi-aksi mahasiswa yang bertujuan pragmatis, sektoral apalagi jika disetir atau ditunggangi pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.

“Sebagai mahasiswa saya sangat menyayangkan adanya indikasi oknum dosen UINSU justru telah menjadi aktor di belakang layar pada berbagai aksi yang terjadi belakangan,” bebernya.

Lebih jauh, Hendra menghawatirkan, jika sebagian aksi-aksi ini justru sengaja didorong atau diprovokasi oleh oknum-oknum yang merupakan barisan sakit hati serta oknum-oknum yang tidak menghendaki terjadinya perbaikan dan kemajuan UIN Sumatera Utara.

Pada kesempatan tersebut, Hendra juga menyampaikan dukungan serta keseiapannya dalam mengawal setiap upaya perbaikan yang dilakukan oleh Rektor UIN Sumatera Utara Prof. Dr. Syahrin Harahap, MA selama itu demi kemajuan UIN Sumatera Utara di masa mendatang.