Terkait Pelaku Bom Bunuh Diri di Makassar, Begini Faktanya!

Grahanusantara.co.id, Makassar – ledakan bom bunuh diri terjadi di depan Gereja Katedral Makassar pada pukul 10.28 Wita, Minggu (28/3). Pelaku bom bunuh diri yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan itu merupakan pasangan suami istri, Minggu (28/3).

Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar menyebut pasangan suami istri yang menjadi pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar merupakan kelahiran 1995.

Boy menyebut mereka merupakan kaum milenial yang terpapar virus radikalisme. Awalnya Boy menyebutkan tindakan terorisme seperti di Makassar sebetulnya bukan karakter bangsa Indonesia. Menurutnya, peristiwa kemarin bisa terjadi lantaran paham radikal yang hinggap pada kaum muda.

“Pertama-tama tentu kita meyakinkan kembali peristiwa yang terjadi ini adalah sebuah tindakan yang tidak berperikemanusiaan, dan apa yang dilakukan ini adalah bukan karakter bangsa kita, jadi pengaruh pengaruh paham radikal terorisme yang hinggap di kalangan generasi muda,” kata Boy, di Gereja Katedral Makassar, Senin (29/3/2021).

Boy lalu menyinggung kedua pelaku pasutri merupakan contoh kaum milenial yang terpapar radikalisme tersebut. Menurutnya, pelaku merupakan kelahiran 1995.

“Karena teridentifikasi pelaku kelahiran tahun ’95, jadi inisialnya L dengan istrinya adalah termasuk tentunya kalangan milenial yang sudah menjadi ciri khas korban dari propaganda jaringan teroris,” ucapnya.

Boy lantas menyebut propaganda jaringan teroris saat ini menyasar kalangan anak-anak muda. Dia menyebut virus radikalisme ini tidak terasa, bahkan tidak kasatmata, tapi lama-lama dapat mengubah watak hingga perilaku toleran seseorang.

“Propaganda jaringan terorisme adalah istilahnya itu dapat saya katakan seperti ‘jebakan batman’ untuk anak-anak muda, karena pengaruh virus radikalismenya tidak terasa kemudian mengubah watak, mengubah perilaku yang itu sejatinya bukan jati diri bangsa Indonesia. Kita tidak seperti itu, kita dilahirkan sebagai bangsa yang toleran, menjaga persatuan di tengah keberagaman, semangat untuk hormat-menghormati, semangat untuk bertoleransi di tengah perbedaan,” ujarnya.

“Virus ini hinggap di kalangan anak-anak muda tidak cepat terlihat, dia tidak kasatmata, tetapi lama-lama terasa akan ada perubahan dari perilaku,” lanjut Boy.

Identitas salah satu pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan, juga sudah dikantongi. Satu pelaku yang berhasil diidentifikasi berinisial LL. Sedangkan satu pelaku lainnya masih dalam penyelidikan.

“Kejadian tersebut dilakukan oleh 2 tersangka. Tersangka pertama L (sidik jari identik), sedangkan tersangka kedua masih diidentifikasi,” ujar Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Minggu (28/3/2021).