Menhub Budi Karya Kunjungi Pelabuhan Waingapu NTT dan Perintahkan Agar Mempercepat Dwelling Time

Grahanusantara.co.id, Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi melakukan kunjungan ke Pelabuhan Waingapu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pada kunjungan itu, Budi melihat dan menilai bahwa waktu bongkar muat (dwelling time) terlalu lama. Lalu Ia berbincang dengan nakhoda kapal kargo asal Surabaya, Jawa Timur yang baru selesai melakukan bongkar muat. Kepada Menhub, nakhoda bernama Tri Handoyo itu menyebut butuh waktu 4-5 hari untuk menyelesaikan bongkar muat.

Budi Karya mempertanyakan alasan lamanya dwelling time tersebut. Tri pun menyampaikan, faktor cuaca buruk bisa mengulur waktu bongkar muat. Alasan lainnya, rekanan bisnis yang menerima barang kiriman kerap terlambat mengirim truk pengangkut barang, sehingga kapal harus sandar lebih lama.

Budi Karya mempertanyakan alasan lamanya dwelling time tersebut. Tri pun menyampaikan, faktor cuaca buruk bisa mengulur waktu bongkar muat. Alasan lainnya, rekanan bisnis yang menerima barang kiriman kerap terlambat mengirim truk pengangkut barang, sehingga kapal harus sandar lebih lama.

Setelah mendengar alasan nakhoda, Budi Karya meminta jajarannya untuk mengubah mekanisme bongkar muat agar dwelling time bisa dipangkas, cukup dua hari. Ia menginstruksikan jika barang terlambat diambil oleh penerima, bisa disimpan di lapangan dan ditutup terpal sementara kapal bisa kembali berlayar.

“Ini nggak boleh begini lagi. Nanti makin ramai pelabuhan ini, ada (pengiriman) gula dan sebagainya. Nggak boleh lebih dua hari,” tegas Budi.

Budi Karya juga berkoordinasi dengan jajaran Polsek Sumba Timur untuk memastikan barang-barang kiriman bisa aman disimpan di lapangan.

“Pak Kapolres tolong di-backup ya,” kata Budi Karya.

Mantan Direktur Utama Angkasa Pura II ini mengatakan, aset-aset negara harus dikelola dengan baik agar menghasilkan efisiensi bagi operator maupun pengguna. Ia mengatakan jika dwelling time bisa dipangkas, maka pengelola pelabuhan dan pengusaha kargo bisa lebih untung.

“Kita harus melakukan efisiensi atas aset-aset negara ini. Kalau sandar 4 hari, berarti satu kapal dari Surabaya Cuma dua kali sebulan. Tadi saya sampaikan paling lama dua hari. Supaya dermaga ini bisa dipakai untuk fungsi-fungsi yang lain. Terus yang kedua, kapalnya juga bisa produktif, sebulan bisa tiga kali. Itu akhirnya menurunkan cost logistik,” papar Budi Karya.