Mengenal Bahaya Paru-Paru Basah: Komplikasi, Gejala dan Pencegahannya

Grahanusantara.co.id, Jakarta – Paru-paru basah atau dikenal juga sebagai pneumonia merupakan penyakit yang timbul akibat adanya infeksi yang dapat memicu luka pada alveolus atau kantong udara salah satu ataupun kedua paru-paru.

Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pneumonia menyumbang 15 persen dari semua kematian anak di bawah 5 tahun. Penyakit paru-paru basah ini menewaskan 808.694 anak pada tahun 2017.

Sementara itu, kasus paru-paru basah di negara kita juga terbilang umum. Pada 2016 Kementerian Kesehatan RI memprediksi sekitar 800.000 anak di Indonesia terserang penyakit paru ini. Sayangnya, pada 2018 prevalensi pneumonia naik dari 1,6 menjadi 2 persen.

Penyebab paru-paru basah amat beragam. Namun, sebagian besar kasusnya disebabkan oleh infeksi bakteri bernama Streptococcus pneumoniae.

Paru-paru basah bukanlah sebuah penyakit yang bisa dipandang remeh. Pasalnya, paru-paru basah yang tidak ditangani dengan tepat bisa menimbulkan komplikasi serius pada pengidapnya.

Menurut National Health Service (NHS) – UK, komplikasi pneumonia lebih sering terjadi pada anak kecil, orang tua, dan mereka yang memiliki penyakit bawaan, contohnya seperti diabetes.

Lalu, apa saja sih komplikasi paru-paru basah yang perlu diwaspadai? Menurut NHS dan sumber lainnya, komplikasi paru-paru basah meliputi:

-Radang selaput dada. Di mana lapisan tipis antara paru-paru dan tulang rusuk (pleura) meradang, yang menyebabkan kegagalan pernapasan.
-Komplikasi langka yang sebagian besar terlihat pada orang dengan penyakit serius yang sudah ada sebelumnya, atau riwayat penyalahgunaan alkohol yang parah.
-Keracunan darah (sepsis). Meski komplikasinya jarang terjadi, pengidapnya perlu mendapatkan penanganan medis secepatnya.
-Acute respiratory distress syndrome (ARDS). Terjadi ketika cairan memenuhi kantong-kantong udara di dalam paru sehingga menyebabkan pengidapnya tidak bisa bernapas (gagal napas).

Ketika paru-paru basah menyerang tubuh, pengidapnya bisa mengalami beragam gejala pada tubuhnya. Namun, gejala pada tiap individu bisa berbeda-beda berdasarkan tingkat keparahannya. Selain itu, keragaman gejala pneumonia juga dipengaruhi oleh jenis bakteri pemicu infeksi, usia, dan kondisi kesehatan pengidapnya.

Namun, terdapat gejala yang umumnya dialami oleh pengidap paru-paru basah, yaitu:

-Nyeri dada.
-Batuk kering.
-Sakit kepala.
-Sesak atau kesulitan bernapas.
-Mual dan muntah
-Detak jantung menjadi cepat
-Menggigil.
-Nyeri otot.
-Nyeri saat menarik napas atau batuk.
-Dahak berwarna kuning atau hijau (terkadang bisa berdarah).
-Letih.
-Nafsu makan menurun.

Mengingat penyakit paru-paru basah atau pneumonia dapat menyebabkan komplikasi serius, segera temui atau tanyakan pada dokter bila mengalami gejala-gejala di atas.

Meski bisa menyebabkan kematian, untungnya terdapat beberapa upaya yang bisa kita lakukan untuk mencegah terserang paru-paru basah. Nah, berikut cara mencegah paru-paru basah menurut National Institutes of Health (NIH) dan sumber lainnya.

-Dapatkan vaksinasi flu (influenza) setiap tahun.
-Tanyakan kepada dokter apakah dirimu perlu mendapatkan vaksin pneumonia.
-Cuci tangan sesering mungkin.
-Jauhi keramaian.
-Minta pengunjung yang sedang flu untuk memakai masker.
-Jangan merokok, sebab tembakau merusak kemampuan paru-paru untuk melawan infeksi.
-Perkuat sistem imun. Sistem kekebalan tubuh yang prima bisa mencegah terserang beberapa penyakit, termasuk paru-paru basah.