Ekonomi RI Mulai Kena Dampak Virus Corona

Graha Nusantara – Dampak dari virus Corona kini mulai terlihat nyata pada perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari penerimaan pajak sektor perdagangan yang hanya mencapai Rp 22,18 triliun sepanjang Januari 2020, atau mengalami kontraksi hingga 5,8%. 

“Ini karena saat liburan Hari Raya Cina, kemudian terkena virus corona, ini yang menyebabkan terjadi penurunan,” kata Sri Mulyani Indrawati, dalam konferensi pers di Kantor Kemenkeu, Jakarta Pusat, (19/2).

Menurut Sri Mulyani, Januari 2019, sektor perdagangan tumbuh 8,4% year-on-year (yoy). Tapi di bulan pertama 2020, sektor tersebut hanya tumbuh 2,6 persen. Padahal, sektor perdagangan memiliki kontribusi kedua terbesar terhadap penerimaan pajak, yaitu 21,7%.

Corona mulai menyebar sejak awal tahun 2019 hingga memasuki perayaan Imlek pada 25/01/2020 yang sumbernya yaitu dari Kota Wuhan, Cina. Hingga hari ini, jumlah korban meninggal pun sudah mencapai 2.005 jiwa. 

Tak hanya penerimaan pajak, sektor perdagangan juga terkena imbas, kinerja bea masuk juga terkena imbas. Sepanjang Januari 2020, bea masuk di sektor perdagangan besar dan eceran mengalami kontraksi hingga 20,5%.

Januari 2019, bea masuk di sektor perdagangan masih tumbuh 5,5%. Tapi tahun ini, terjadi penurunan hingga 15%. Sehingga, total bea masuk sektor tersebut hanya Rp 1,4 triliun. Padahal, kontribusinya pada bea masuk merupakan yang tertinggi, 46%.

“Pasti ada pengaruh dari virus corona,” ungkap Sri Mulyani.

Yang harus diwaspadai, kata Sri Mulyani, ini hanya sebagian kecil dari dampak virus corona. Sampai saat ini, ia masih akan memantau perkembangan ekonomi Cina. Sebab, kata Sri Mulyani, jika pertumbuhan ekonome Cina turun 1% saja, maka ekonomi Indonesia akan ikut turun 0,3% sampai 0,6%. (*)